Dari Sampah Menjadi Karya: Inovasi Material Daur Ulang dalam Arsitektur Berkelanjutan
Ditulis oleh Nisrin Shabrinaningtyas
Sampah menjadi masalah utama yang ada di Indonesia sampai saat ini. Sekitar 11,3 juta ton sampah di Indonesia tidak terkelola dengan baik. Berdasarkan data terakhir Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), per 24 Juli 2024 hasil input dari 290 kab/kota se Indonesia menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 31,9 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut 63,3% atau 20,5 juta ton dapat terkelola, sedangkan sisanya 35,67% atau 11,3 juta ton sampah tidak terkelola.
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat berdampak buruk terhadap lingkungan bahkan kesehatan masyarakat. Sebenarnya, sampah pada saat ini masih menjadi permasalahan yang sulit diselesaikan. Masih banyak masyarakat yang memilki kebiasaan membakar sampah, selain menimbulkan pencemaran lingkungan dapat menimbulkan pencemaran udara. (Ritonga & Usiono, 2023) Pencemaran-pencemaran yang mungkin terjadi, dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Upaya untuk mencegah agar tidak semakin banyak sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat dimaksimalkan dengan penciptaan ide-ide baru yang berfokus pada proses daur ulang. (Mulyati, 2021)
Pada umumnya, material pembuatan kontruksi bangunan berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti semen yang berasal dari batu kapur dan tanah liat, pasir yang biasanya bersumber dari hasil penggalian atau penambangan yang jika dilakukan terus menerus dapat menyebabkan bencana longsor, kerusakan sungai, serta berkurangnya debit air. Jika penggunaan material-material tersebut dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan, ketidakseimbangan alam akan terjadi dan tentu dampaknya akan membahayakan masyarakat sendiri. Masalah-masalah seperti ini yang seharusnya segera mendapatkan alternatif sebagai solusi. (Irlan Nurasyid, 2024)
Sumber: https://blog.danasyariah.id/
Sebagai generasi muda, sebisa mungkin dapat menciptakan inovasi baru untuk material bangunan yang berbahan dasar dari hasil daur ulang, terutama sampah-sampah yang tidak terkelola. Dengan harapan, upaya tersebut dapat mengurangi beberapa masalah-masalah yang timbul, seperti masalah kesehatan, bencana alam yang disebabkan oleh sampah-sampah tersebut bahkan akibat dari pengambilan material alam yang secara terus menerus.
Disini kami memilih untuk menciptakan “Atap Transparan dari Serpihan Plastik Daur Ulang.” Kami memilih produk ini karena sampah plastik termasuk penyumbang jumlah sampah terbanyak dan tidak terkelola dengan baik sebab jenis sampahnya yang sulit terurai, berbeda dengan sampah organik yang akan terurai dengan sendirinya. Adanya inovasi ini bertujuan untuk mengurangi limbah sampah plastic terutama limbah plastic transparan, menciptakan atap yang memanfaatkan cahaya alami dengan perlindungan UV dan memiliki ketahanan terhadap cuaca.
“Atap Transparan dari Serpihan Plastik Daur Ulang” memiliki beberapa keuntungan yang bisa bermanfaat bagi penggunanya. Pertama, seperti tujuan diatas, material ini memungkinkan cahaya alami dapat masuk ke dalam bangunan, yang nantinya dapat mengurangi kebutuhan akan pencahayaan buatan, seperti lampu serta dapat menghemat penggunaan energi. Dengan pemanfaatan cahaya matahari, bangunan dapat menjadi lebih efisien dalam penggunaan energi, sama seperti prinsip bangunan hijau. (Kadek et al., 2021)
Kedua, atap ini efektif digunakan karena selain ringan juga mudah dipasang, material plastik cenderung lebih ringan dibandingkan dengan material berat lainnya sehingga memudahkan transportasi dan instalasi. Hal tersebut menjadikan produk ini pilihan yang tepat untuk berbagai jenis konstruksi. Selain itu, plastik yang telah didaur ulang biasanya juga memiliki ketahanan yang baik terhadap cuaca, sehingga atap ini diharapkan dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan atap konvensional yang terbuat dari bahan lain.
Ketiga, material yang dihasilkan dari proses daur ulang plastik dapat menawarkan isolasi yang baik, hal itu dapat menjaga suhu di dalam bangunan tersebut. Keuntungan yang dapat diberikan dari produk ini adalah biaya yang dikeluarkan lebih rendah dibandingkan dengan atap konvensional dari bahan lain. Dalam hal estetika yang pada saat ini sangat diprioritaskan oleh kalangan masyarakat, produk ini cocok untuk menjadi pilihan utama. Produk ini memberikan tampilan modern dan menarik saat diaplikasikan pada bangunan karena menciptakan ruang yang lebih terang dan terbuka.
Atap transparan dari plastik daur ulang dapat digunakan dalam berbagai konteks bangunan. Dalam bangunan residensial, atap ini dapat digunakan untuk teras dalam penyediaan area luar terlindungi namun tetap dapat mendapatkan cahaya alami yang menjadi tempat ideal untuk bersantai , rumah kaca yang cocok untuk penyediaan ruang tanaman karena memungkinkan cahaya matahari masuk untuk mendukung pertumbuhan tanaman, area dapur yang nantinya dapat meningkatkan pencahayaan alami sehingga mengurangi penggunaan cahaya tambahan ,area garasi yang terlindungi dari paparan sinar matahari secara langsung namun tetap memberikan penerangan alami tanpa penggunaaan lampu tambahan, serta pada area ruang keluarga yang menciptakan suasana terang dan terbuka.
Di sektor komersial, produk ini cocok untuk pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, atau ruang publik, di mana pencahayaan alami dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung. Contohnya, penggunaan pada area lobi bahkan pada area gedung pameran. Selain itu, produk ini dapat digunakan untuk penutup area parkir yang melindungi kendaraan dari hujan dan sinar matahari langsung namun tetap memberikan penerangan. Produk ini juga memungkinkan jika dimanfaatkan untuk dinding partisi sebagai elemen dekoratif namun cahaya tetap masuk antar ruangan, sekaligus memberikan privasi.
Selain itu, atap ini juga bisa diterapkan dalam bangunan khusus pertanian, seperti rumah kaca, untuk mendukung pertumbuhan tanaman dengan memaksimalkan penetrasi cahaya. Penggunaan atap transparan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga berkontribusi pada hasil pertanian yang akan lebih baik.
Meskipun memiliki berbagai keuntungan, penerapan atap transparan dari plastik daur ulang juga memiliki beberapa tantangan. Salah satunya adalah persepsi masyarakat terhadap material plastik. Banyak orang masih memiliki stigma negatif terhadap plastik, menganggapnya sebagai material yang tidak ramah lingkungan, meskipun dalam bentuk daur ulang. (Kevin et al., 2016)
Selain itu, proses produksi atap transparan dari plastik daur ulang harus memastikan kualitas dan ketahanan material agar nantinya dapat bersaing dengan atap konvensional. Hasil pengolahan plastik daur ulang mungkin tidak akan sekuat bahan tradisional, sehingga perlu dilakukan uji ketahanan untuk memastikan Kembali ketahanan produk ini terhadap beban angin maupun hujan. Selain itu, bahan plastic juga membutuhkan perlindungan terhadap sinar ultraviolet agar tidak cepat mengalami kerapuhan dan pudah seiring berjalannya waktu. Bahan plastik juga lebih rentan terhadap goresan dan kotoran, sehingga memerlukan pemeliharan dan perawatan khusus untuk menjaga estetika dan fungsionalitas. Pengembangan teknologi dan standar yang lebih baik dalam pengolahan plastik daur ulang diperlukan untuk memastikan bahwa atap ini dapat memenuhi harapan para pengguna.
Akan tetapi, dari berbagai keuntungan yang ditawarkan, produk ini sangat ideal dan akan lebih baik jika terus dilakukan pengembangan produk sehingga dapat dipasarkan secara keberlanjutan. Masih banyak masyarakat dan pengembang yang mungkin masih beranggapan kurang baik dan skeptis terhadap penggunaan bahan hasil dari daur ulang, sehingga sangat diperlukan adanya edukasi dan promosi yang efektif.
Atap transparan dari plastik daur ulang merupakan solusi inovatif yang dapat membantu industri konstruksi menuju praktik yang lebih berkelanjutan. Dengan manfaat efisiensi energi, kemudahan pemasangan, dan potensi aplikasi yang luas, material ini menawarkan alternatif menarik bagi para pemilik bangunan. Namun, untuk memaksimalkan potensi atap transparan ini, perlu dilakukan upaya edukasi kepada masyarakat dan pengembangan teknologi yang mendukung kualitas material. Dengan demikian, atap transparan dari plastik daur ulang dapat menjadi bagian integral dari masa depan konstruksi berkelanjutan. Semakin banyak masyarakat yang memiliki kesadaran akan dampak buruk dari pengeloalaan sampah yang kurang baik serta banyaknya keuntungan produk yang ditawarkan, maka akan semakin mendukung adanya keberlanjutan penerapan inovasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
.Irlan Nurasyid. (2024). Pendekatan Arsitektur Ekologi pada Perancangan Pusat DaurUlang Sampah Plastik di Kota Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar JOURNAL OF GREEN COMPLEX ENGINEERING, 1(2), 89–97. https://doi.org/10.59810/greenplexresearch.v1i2.94
Kadek, B. W., Kumara, I., & Sari Hartati, R. (2021). Studi Literatur Perkembangan Green Building Di Indonesia. Jurnal SPEKTRUM, 8(2), 37. https://doi.org/10.24843/spektrum.2021.v08.i02.p5
Kevin, G., Anggalimanto, I., Chandra, H. P., & Ratnawidjaja, S. (2016). Analisis tantangan dan manfaat bangunan hijau. Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil, 5(2), 1–8. http://publication.petra.ac.id/index.php/teknik-sipil/article/view/4948
Mulyati. (2021). Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Manusia. Figshare, 1. https://doi.org/10.6084/m9.figshare.16622644.v1
Ritonga, Y., & Usiono. (2023). Sampah Dan Penyakit : Systematic Literature Review. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(4), 5148–5157. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/19608/15775.
.