Penerapan Teknologi Cognitive Energy Management untuk Penggunaan Energi yang Efisien Berdasarkan Perilaku Penghuni Bangunan

Last Updated: 14 November 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 21

Ditulis oleh Amelya Eka Wulandari

Pendahuluan

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan efisiensi energi, perkembangan teknologi pada sektor bangunan telah memasuki fase yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) untuk menyelaraskan konsumsi energi dengan aktivitas dan kebutuhan spesifik penghuni. Teknologi Cognitive Energy Management (CEM) merupakan solusi inovatif yang memanfaatkan data perilaku pengguna untuk mengoptimalkan penggunaan energi pada bangunan cerdas. Hal ini dilakukan melalui pemanfaatan sensor, IoT, dan analisis data besar (big data) yang mempelajari pola penggunaan energi oleh penghuni, seperti pencahayaan, suhu, dan sistem ventilasi. Teknologi ini tidak hanya menekan biaya operasional tetapi juga berdampak signifikan terhadap pengurangan emisi karbon, yang sesuai dengan target keberlanjutan global serta komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim​.

Pengertian

Teknologi Cognitive Energy Management adalah teknologi yang menyesuaikan penggunaan energi berdasarkan pola perilaku penghuni. Teknologi ini mencakup sistem otomatisasi yang bekerja secara adaptif dalam mengontrol suhu, pencahayaan, dan ventilasi, sesuai dengan kehadiran dan aktivitas penghuni. Penggunaan teknologi ini bertujuan untuk mengurangi pemborosan energi ketika ruangan tidak digunakan dan meningkatkan kenyamanan penghuni. Dengan menghubungkan sistem-sistem ini melalui jaringan internet, Cognitive Energy Management dapat melakukan penyesuaian energi secara real-time yang sesuai dengan preferensi dan kebiasaan penghuni bangunan

Alasan Pentingnya Implementasi Cognitive Energy Management

1. Pengurangan Emisi dan Penghematan Biaya

Pemanasan global dan dampak perubahan iklim mendorong kebutuhan akan sistem yang lebih efisien dalam penggunaan energi. Teknologi Cognitive Energy Management mengidentifikasi pola perilaku yang boros energi, seperti membiarkan alat pemanas atau pendingin ruangan aktif saat ruangan kosong, dan meresponsnya dengan cara menyesuaikan atau mematikan perangkat secara otomatis. Dalam studi di bangunan komersial, penerapan sistem ini terbukti dapat mengurangi konsumsi energi hingga 30% tanpa mengorbankan kenyamanan penghuni​

2. Efisiensi Energi Berbasis Perilaku

Penghuni bangunan seringkali memiliki perilaku yang tidak efisien, seperti meninggalkan lampu atau AC menyala saat ruangan tidak dihuni. Teknologi ini bekerja dengan menganalisis data real-time dari sensor yang mendeteksi kehadiran dan aktivitas penghuni, sehingga sistem dapat memprediksi kebutuhan energi dengan lebih akurat dan menyesuaikan pengaturan energi sesuai kebutuhan nyata. Cognitive Energy Management juga memungkinkan penghuni untuk menerima laporan dan rekomendasi penggunaan energi secara periodik, yang dapat meningkatkan kesadaran mereka akan perilaku hemat energi

Manfaat Teknologi Cognitive Energy Management bagi Bangunan Hijau dan Cerdas

1. Pengoptimalan Penggunaan Sumber Daya Energi

Sistem Cognitive Energy Management dapat mendeteksi aktivitas penghuni dan mengontrol perangkat bangunan secara otomatis untuk mengurangi penggunaan energi selama periode tidak aktif. Selain itu, teknologi ini memungkinkan integrasi dengan energi terbarukan, seperti panel surya atau turbin angin, sehingga energi yang dikonsumsi bisa berasal dari sumber daya berkelanjutan. Inovasi ini dapat menciptakan bangunan yang hampir mencapai net-zero energy atau energi nol-bersih

    2. Peningkatan Kenyamanan dan Kepuasan Penghuni

    Bangunan yang dilengkapi Cognitive Energy Management memberikan pengalaman yang lebih nyaman dan sesuai dengan kebutuhan penghuni, seperti penyesuaian otomatis suhu dan pencahayaan. Dalam sebuah studi, penghuni yang mendapatkan layanan otomatisasi sesuai preferensi pribadi merasa lebih puas dan nyaman dibandingkan dengan bangunan konvensional​

    3. Efisiensi Operasional dan Pemeliharaan

    Dengan kemampuan untuk memantau dan menganalisis data pengguna secara berkelanjutan, sistem ini dapat mengidentifikasi masalah teknis pada perangkat sebelum terjadi kerusakan. Ini memungkinkan penjadwalan pemeliharaan yang lebih tepat waktu, sehingga mengurangi biaya operasional dan memperpanjang umur perangkat.

    Studi Kasus Implementasi Cognitive Energy Management

    Penelitian di universitas di Siprus Utara menunjukkan bahwa perilaku penghuni memainkan peran penting dalam tingkat efisiensi energi bangunan. Pada bangunan dengan manajemen energi berbasis perilaku, ditemukan bahwa konsumsi energi dapat dikurangi sebesar 20% dengan mengubah pola perilaku penghuni, seperti mematikan lampu saat keluar ruangan. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya teknologi Cognitive Energy Management dalam menyesuaikan penggunaan energi berdasarkan pola perilaku, yang menghasilkan efisiensi energi secara signifikan tanpa mengurangi kenyamanan pengguna.

    Kesimpulan

    Teknologi Cognitive Energy Management menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi energi pada bangunan hijau dan cerdas melalui penyelarasan penggunaan energi dengan perilaku penghuni. Implementasi teknologi ini tidak hanya memberikan dampak positif pada efisiensi energi dan pengurangan biaya, tetapi juga membantu mengurangi emisi karbon, yang sejalan dengan tujuan keberlanjutan global. Dalam upaya mencapai efisiensi energi yang optimal, penting bagi sektor konstruksi untuk mengadopsi teknologi yang responsif terhadap perilaku pengguna, sehingga bisa beradaptasi dengan kebutuhan yang dinamis dan spesifik dari penghuni. Cognitive Energy Management adalah langkah strategis menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

    Daftar Pustaka

    Eslamnoor, N., & Vural, S. M. (2022). User behavior and energy efficiency in North Cyprus university dormitories: A case study. Journal of Housing and the Built Environment, 37(1159-1178). https://doi.org/10.1007/s10901-021-09878-1​:contentReference[oaicite:0]{index=0}.

    Aziz, F. S., Prasetyo, B., & Afandi, A. N. (2022). A Review: Cloud Computing untuk Smart Energy Management System di Negara Berkembang. Seminar Nasional Fortei Regional 7 (pp. 114-117). Universitas Negeri Malang

    Tam, V. W., Lucon, O., & Zou, P. X. W. (2019). Towards achieving energy efficiency in buildings by incorporating energy-saving behavioral changes. International Energy Agency Report.

    Ashouri, A., Hong, T., & Gunay, H. B. (2020). The impact of occupant behavior on building energy use. Journal of Building Performance Simulation, 13(1), 75-93.

    Anderson, J., Deuble, M. P., & Dear, R. (2015). The role of occupant behavior in achieving energy efficiency in high-performance buildings. Energy and Buildings, 116, 158-171.

    International Energy Agency (IEA). (2017). Energy efficiency in buildings. Paris: IEA.

    Ruparathna, R., Hewage, K., & Sadiq, R. (2016). Improving the energy performance of buildings with user-centered behavior strategies. Sustainable Cities and Society, 23, 17-27.

    Paone, A., & Bacher, J. (2018). The influence of user behavior on building energy demand: A cross-sectional study of office buildings in various European countries. Building and Environment, 137, 54-68.

    Janda, K. B. (2011). Building users and energy efficiency in office buildings: A review. Energy Policy, 39(10), 6539-6548.

    About the Author: Moch Faisal Hamid

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik pada bintang untuk memberi rating!

    Rata-rata bintang 0 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 0

    Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

    Leave A Comment