KATTON: Inovasi Beton Ramah Lingkungan dengan Bahan Baku Limbah Kaca dan Tempurung Kelapa
Ditulis oleh: Muhammad Muhajir Asnawi Albaihaqi
.
Sumber: https://www.medcom.id/
Pendahuluan
Seiring dengan majunya zaman tentu akan disertai pembangunan infrastruktur yang semakin pesat. Pembangunan infrastruktur yang semakin gencar dipastikan memerlukan bahan baku bangunan yang semakin banyak. Salah satu dari bahan baku tersebut adalah beton, yang menjadi bahan utama dalam membangun sebuah bangunan. Namun, bahan baku dari beton merupakan sumber daya tidak terbaharukan yang jika digunakan secara berkelanjutan dapat menyebabkan ketersediaannya di alam semakin berkurang.
Di sisi lain, dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga limbah yang dihasilkan oleh manusia. Semakin banyaknya limbah yang terproduksi, dapat menjadi ancaman serius bagi lingkungan sekitar, yang apabila dibiarkan dapat menjadi malapetaka bagi manusia itu sendiri. Namun, dengan semakin canggihnya teknologi dan semakin berkembangnya pemikiran manusia, limbah dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna kembali.
Dengan memanfaatkan limbah sebagai salah satu bahan baku pembuatan beton, dapat menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan di atas. Dengan memanfaatkan limbah, kita dapat mengurangi ketergantungan penggunaan bahan alam yang terbatas dan sekaligus mengurangi jumlah limbah yang menjadi permasalahan serius di abad ke-21 ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa limbah kaca dan limbah organik seperti tempurung kelapa dapat meningkatkan kualitas beton dan memberikan efek properti yang unik.
Esai ini bertujuan untuk meninjau potensi dari penggunaan limbah kaca dan limbah tempurung kelapa menjadi solusi konstruksi yang ramah lingkungan serta dapat digunakan berkelanjutan ke depannya..
Mengapa menggunakan limbah kaca dan tempurung kelapa?
- Limbah kaca
Silika (SiO2) merupakan kandungan dominan penyusun kaca yang memengaruhi tingginya titik lebur dan kekuatan dari sifat mekanik kaca. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa kaca merupakan bahan dasar yang kuat untuk digunakan.
Penggunaan limbah kaca sebagai agregat beton memiliki beberapa keuntungan seperti:
1.) Durabilitas kaca yang tinggi membuat tingkat serap air menjadi rendah, sehingga rongga-rongga beton dapat terisi dengan maksimal dan memberikan sifat tahan air.
2.) Bahan penyusun kaca tidak memiliki kandungan yang berbahaya.
3.) Kaca memiliki ketahanan yang tinggi terhadap abrasi.
4.) Dengan cara dihancurkan, kaca dapat menjadi bahan untuk mengisi pori-pori yang membuat beton semakin padat dan kuat..
- Limbah Tempurung Kelapa
Limbah tempurung kelapa berasal dari industri dan rumah tangga yang dalam proses produksi menggunakan kelapa sebagai bahan utamanya. Karakteristik tempurung kelapa yang menguntungkan untuk digunakan sebagai agregat beton antara lain:
1.) Tingkat kekuatan tempurung kelapa sangat baik.
2.) Tingkat kerapatan pori-pori yang tinggi membuat tempurung kelapa memiliki ketahanan yang tinggi terhadap air..
Penelitian yang menguji tentang pembuatan beton menggunakan limbah tempurung kelapa dan limbah kaca sebagai campurannya telah sering dilakukan sebelumnya. Dari beberapa penelitian, digolongkan beberapa variasi untuk menentukan perbandingan yang optimal antara bahan-bahan substitusi pengganti substrat beton sehingga menghasilkan nilai kuat tekan dan tarik belah yang hampir mendekati kuat tekan beton konvensional, sehingga saat diaplikasikan ke konstruksi bangunan, tidak akan menimbulkan kesalahan konstruksi fatal yang dapat membahayakan manusia.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya menggunakan metode perhitungan mix design dengan cara menimbang dan memperkirakan jumlah masing-masing bahan untuk menghasilkan campuran beton yang berkualitas dan memiliki kuat tekan maksimal. Penelitian dikelompokkan sesuai dengan persentase jumlah kaca dan tempurung kelapa yang akan dimasukkan ke dalam campuran pembuatan beton. Dari beberapa penelitian, jumlah persentase 0% digunakan sebagai kontrol dan berguna sebagai pembanding antara beton tanpa campuran apapun dengan beton yang sudah dimodifikasi dengan campuran limbah kaca dan tempurung kelapa, kemudian persentase 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 20%, dan 30% untuk mengetahui kombinasi yang menghasilkan nilai kuat tekan mendekati nilai kuat tekan beton konvensional. Pengujian juga dilakukan berdasarkan umur beton dibuat, untuk mengetahui kapan kuat tekan beton optimal terbentuk. Dalam beberapa penelitian, umur rencana pengujian diamati dalam 7, 14, 21, dan 28 hari.
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil yaitu penggunaan limbah kaca optimal berada pada angka 20% dari jumlah agregat halus, di mana agregat halus yang digunakan dalam pembuatan beton adalah semen. Kemudian, untuk persentase tempurung kelapa yang digunakan agar menghasilkan nilai tekan mendekati beton konvensional berada pada 10% dari jumlah agregat kasar pembuatan beton yaitu pasir. Dari hasil pengujian terhadap umur pembuatan, diketahui bahwa beton akan menunjukkan kuat tekan maksimal setelah berumur 28 hari. Semua penelitian yang dilakukan sudah disesuaikan dengan standar SNI pembuatan beton di Indonesia sehingga aman untuk diaplikasikan dalam proses konstruksi sebenarnya. .
Lantas, bagaimana cara membuatnya?.
Proses Pengolahan Limbah Kaca
Limbah kaca diproses terlebih dahulu sebelum bisa digunakan sebagai bahan agregat beton. Limbah kaca perlu diubah menjadi ukuran serbuk untuk dapat dicampur dengan bahan-bahan lain dapat proses pembuatan beton. Varian kaca yang digunakan adalah yang berbutir halus setelah diproses menggunakan mesin Los Angeles dan dibuktikan dengan cara lolos saat diayak menggunakan ayakan no.100 dan no.200. Berikut adalah prosedur pengerjaannya:
1.Cuci dan bersihkan kotoran yang terdapat di setiap kaca.
2.Kaca yang telah melalui tahap pembersihan selanjutnya dimasukkan bersamaan dengan peluru pengaus ke mesin Los angeles.
3.Mesin Los Angeles ditutup dan dikunci.
4.Mesin diputar selama lebih kurang 45 menit.
5.Keluarkan serbuk kaca dari dalam mesin kemudian diayak menggunakan ayakan No.100 dan No.200.
.
Proses Pengolahan Limbah Tempurung Kelapa
Limbah tempurung kelapa terlebih dahulu diproses menjadi arang sebelum dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuatan beton.
Prosedur pengerjaan:
1. Bersihkan tempurung kelapa dari sisa-sisa kotoran yang menempel.
2. Tempurung kelapa dipecah menjadi ukuran 2 sampai 4 cm.
3. Cuci tempurung kelapa menggunakan air kemudian keringkan.
4. Bakar tempurung kelapa yang telah kering di dalam wadah ember besi dengan api sedang.
5. Setelah arang selesai dibakar, pindahkan arang ke wadah dan tunggu hingga panas pada arang hilang, kemudian tumbuk menggunakan lumpang untuk mendapatkan butiran arang yang lebih kecil..
Prosedur Pembuatan Beton
1. Persiapkan bahan-bahan dan peralatan yang akan digunakan.
2. Bahan-bahan seperti: semen; pasir; serbuk kaca; dan arang tempurung kelapa ditimbang dengan perbandingan 1 : 1 untuk semen dan pasir. Ganti 20% dari berat semen menggunakan serbuk kaca dan 10% berat dari pasir menggunakan arang tempurung kelapa.
3. Campur semua bahan hingga merata.
4. Adonan beton yang telah tercampur rata kemudian ditambahkan air secukupnya hingga adonan setengah basah.
5. Lakukan penuangan adonan secara bertahap, sebelum dimasukkan ke dalam cetakan, tuangkan sebagian adonan ke dalam pan besar yang kedap air.
6. Tuangkan adonan beton ke dalam cetakan sampai setinggi ⅔ , lalu tumbuk sampai memadat.
7. Tuangkan kembali adonan beton ke dalam cetakan sampai terisi penuh, lalu padatkan kembali..
Kesimpulan
Dari hasil percobaan, limbah kaca yang digunakan untuk menggantikan sebagian agregat halus dan tempurung kelapa yang menggantikan sebagian agregat kasar terbukti cukup efektif. Penambahan limbah kaca dan tempurung kelapa ke dalam campuran pembuatan beton tidak menurunkan kualitas secara signifikan sehingga dapat menjadi alternatif bahan substitusi menggantikan bahan alam tidak terbaharukan yang selama ini digunakan sebagai bahan pembuatan beton. Percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan limbah kaca dan tempurung kelapa dalam campuran pembuatan beton yang ramah lingkungan memiliki prospek yang menjanjikan ke depannya. Selain dapat mengurangi jumlah sampah yang ada di bumi, dengan digunakannya limbah kaca dan tempurung kelapa, dapat menekan biaya pembangunan infrastruktur karena limbah dapat diperoleh secara gratis dari lingkungan sekitar. .
Daftar Pustaka
Iqbal, N. R. M., & Hayu, N. G. A. (2020). PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI 10% DAN LIMBAH KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PADA CAMPURAN BETON MUTU fc’ 25 MPA. SONDIR, 4(2), 6–15. https://doi.org/10.36040/sondir.v4i2.3139
Irawan, D., & Khatulistiani, U. (2021). SUBSTITUSI AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN TEMPURUNG KELAPA PADA CAMPURAN BETON NORMAL. Axial Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Konstruksi, 9(1), 061. https://doi.org/10.30742/axial.v9i1.1703
Nursyamsi, N., Indrawan, I., & Hastuty, I. P. (2016). Pemanfaatan Serbuk Kaca sebagai Bahan Tambah dalam Pembuatan Batako. Media Teknik Sipil, 14(1), 84–95. https://doi.org/10.22219/jmts.v14i1.3292
Olii, M., E.Poe, I., Ichsan, I., & Olii, A. (2021). LIMBAH KACA SEBAGAI PENGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS UNTUK BETON RAMAH LINGKUNGAN. Teras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil, 11(1), 113-124. doi:http://dx.doi.org/10.29103/tj.v11i1.407
Sebastian, A. (2023). Limbah Jadi Bahan Bangunan?? Beton yang Ramah Lingkungan. (2023, June 5). Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil.https://student-activity.binus.ac.id/himtes/2023/06/05/limbah-jadi-bahan-bangunan-beton-yang-ramah-lingkungan/#:~:text=Serat%20Organik:%20Serat%20organik%2C%20seperti,sambil%20mengurangi%20emisi%20karbon%20dioksida, diakses: 28 Oktober 2024
Sucahyo, I. A., Agustapraja, R., & Damara, B. (2019). Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa Sebagai Campuran Paving Block (Ditinjau Dari Kuat Tekan dan Resapan Air). UKaRsT, 4(1). https://doi.org/10.30737/ukarst.v3i2
Suhartini, A., Gunarti, A. S. S., & Hasan, A. (2014). PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON. BENTANG, No.1(Vol.2), 66 – 80. Retrieved November 1, 2024.
.