Penggunaan Perangkat Pintar di Era Globalisasi Untuk Penghematan Penggunaan Energi

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 18

Ditulis oleh I Putu Gede Cristian Redita

Aku menjalani hari – hari ku seperti biasa dengan menikmati udara yang segar dan sejuk di rumah ku tanpa memikirkan apapun dengan suasana yang tenang dan hening, hingga suatu hari ada suara yang mengejutkan yang membuatku sedikit terganggu dan penasaran. Aku mencoba menghilangkan rasa penasaran itu dengan mencari sumber suara itu namun aku semakin terkejut dibuatnya ternyata itu adalah suara kilometer Listrik tetanggaku yang sudah berbunyi karena token Listrik nya yang sudah habis.

Aku pun berfikir ternyata hal sekecil itu pun bisa membuat hari ku yang tenang cukup terganggu, bagaimana tdakkk suara nya begitu besar dan berulang – ulang, aku piker siapapun yang punya tetangga seperti ini pasti akan terganggu juga. Tidak cukup dengan hanya tau sumber suara tersebut aku lalu menghampiri rumah tetanggaku dan menanyakan mengapa token Listrik nya begitu cepat habis. Aku bertanya seperti itu bukan tanpa alasan, itu karena aku mendengar suara ini hampir setiap minggu. Coba bayangkan siapa yang tidak heran kenapa bisa ada orang seboros ini dengan token Listrik sehingga membuat nya setiap minggu berbunyi

Tetanggaku pun langsung menjelaskan alasannya tanpa pikir panjang dan tanpa adanya keraguan sedikitpun terlihat dalam Bahasa tubuhnya, ternyata alasan token Listrik nya begitu cepat habis karena dia sering menghidupkan banyak perangkat elektronik yang begitu banyak secara bersamaan. Namun sepertinya bukan hanya itu alasannya. Setelah mendengar penjelasannya secara lebih lanjut aku pun menjadi tambah heran, ternyata saat dia menghidupkan perangkat elektronik yang banyak secara bersamaan dia menghidupkan semua itu sepanjang hari karena malas mematikan semua itu sehingga itu lah yang menggerus token listriknya secara cepat bagaikan tanah longsor.

Dari cerita diatas bisa kita ketahui bahwa rasa malas manusia itu bisa merugikan manusia itu sendiri. Bagaimana tidak, cerita diatas sudah sangat menggambarkan bagaimana malas nya seseorang bisa membuat seseorang mengalami kerugian yang secara tidak langsung menimbulkan kerugian yang besar. Namun kenapa orang tersebut masih melakukan hal tersebut berulang – ulang? Sudah pasti alasannya karena mereka masih merasa mampu membayar semua tagihan token Listrik yang mereka tidak sadari bahwa itu akan menjadi pengeluaran yang besar di kemudian hari.

Sesuatu yang bisa kita pelajari dari kasus tersebut adalah bagaimana kita harus mengurangi rasa malas terhadap hal kecil yang bisa saja menjadi masalah besar di kemudian hari. Mengapa demikian? Menurut data dari beberapa sumber penggunaan Listrik di Indonesia itu mengalami peningkatan. Teranyar, pada 2023 realisasi konsumsi listrik rata-rata setiap orang di Indonesia mencapai 1.285kWh/kapita. Angka ini meningkat dari 1.173 kWh/kapita pada 2022. Tapi sebenarnya banyak pihak yang menyatakan bahwa daya konsumsi Listrik di Indonesia ini masih lebih rendah dibanding dengan negara – negara ASEAN lainnya, padahal konsumsi daya Listrik merupakan salah satu tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Dosen Teknik Fisika, Fakultas Teknik sekaligus peneliti energi terbarukan Dr. Rachmawan Budiarto, S.T., M.T., menyatakan rendahnya konsumsi listrik disebabkan sektor industri belum tumbuh secara optimal. Selain minimnya pengunaan Listrik di sektor industri Rachmawan juga menilai pemerintah belum berhasil melakukan akselerasi rasio elektrifikasi (RE) hingga hampir 100%. Seperti diketahui, rasio elektrifikasi merupakan perbandingan jumlah pelanggan rumah tangga yang memiliki sumber penerangan baik dari listrik PLN maupun listrik non-PLN dengan jumlah rumah tangga. Padahal di banyak daerah, RE tersebut bahkan baru berhasil memasok listrik dengan tingkat kehandalan yang belum tinggi, misal listrik baru bisa menyala ketika malam atau terbatas hanya selama 12 jam.

Tetapi tetap saja penggunaan listrik harus diusahakan agar seminimal mungkin karena Listrik itu memeertluakn suatu bahan utama juga berupa batu bara, seperti yang kita tahhu bahwa batu bara tidak mungkin tidak akan habis, semua energi alam itu bisa habis khususnya energi fosil, maka dari itu jika tidak mulai dari sekarang kita mengelola penggunaan Listrik yang optimal mungkin kita tidak akan siap dengan pemadaman Listrik secara masal Dimana Listrik mulai sulit digapai dan mulai terbatas.

Apalagi batu bara meruupakan bahann bakar yang tidak bisa diperbarui atau merupakan sekali pakai, apalagi jika baru bara dieksploitasi terus – menerus stokbatu bara di Indonesia mungkin saja akan habis dalam 62 tahun kedepan, lalu dimana kita akan mendapatkan bahan untuk mneghidupkan Listrik di Indonesia jika bahan utama nya sudah habis? Kita mungkin memerlukan pembangkit Listrik dengan tenaga lain.

Sudah ada beberapa pembangkit Listrik yang tidak mengginakan batu bara seperti ada pembangkit Listrik tenaga angin. Pada tahun 2018, Indonesia resmi memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Angin) yang dibangun di Sidrap, Sulawesi Selatan. PLTB Sidrap memiliki 30 kincir angin atau wind turbin generator yang masing-masing menggerakkan turbin berkapasitas 2,5 megawatt (MW). Sehingga, total kapasitas yang dihasilkan mencapai 75 MW atau dapat mengaliri listrik bagi sekitar 70.000 pelanggan di Sulawesi Selatan. Setelah diresmikannya PLTB Sidrap, terdapat 24 proyek PLTB di sejumlah daerah lainnya yang sedang dikembangkan pemerintah. 

Ada juga yang merupakan pembangkit Listrik lain yang cukup unik yaitu pembangkit Listrik tenaga panas bumi atau disingkat dengan sebutan PLTP. Energi panas bumi atau geothermal merupakan energi yang terkandung dalam perut bumi atau yang sering dikaitkan dengan keberadaan gunung berapi. Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan potensi panas bumi paling menjajikan, itu dikarenakan letak Indonesia berada pada rangka tektonik bumi sehingga . diperkirakan bahwa jumlah sumber daya energi panas bumi di Indonesia mencapai 28,5 Giga Watt electrical (GWe).

Namun apakah semua itu menjamin bahwa Listrik tidak akan habis? Tentu tidak karena semuanya merupakan energi alam yang tak dapat diperbarui, jadi apa yang bis akita lakukan untuk menghemat dan menggunakan Listrik secara optimal? Ada salah satu cara atau banyak cara di zaman dunia yang sudah modern ini, apalagi di era globalisasi ini ada banyak perkembangan perangkat elektronik pintar yang tentunya akan sangat membantu kita dalam mengatur penggunaan Listrik yang optimal.

Perangkat elektronik pintar merupakan sebuah perangkat yang bisa terhubung antara satu perangkat dengan satu perangkat lainnya dengan terhubung dengan satu jaringan, maksud dari terhubung dengan perangkat lain itu adalah kita bisa mengontrol perangkat elektronik yang lain dengan perangkat elektronik satunya lagi selama kita terhubung dengan satu jaringan yang sama.

Ada banyak jenis perangkat elektronik pintar yang dapat ditemukan di era sekarang ini seperti sebuah lampu pintar, CCTV pintar atau bahkan sebuah socket atau colokan Listrik pintar. Mengapa ini merupakan Solusi dari penghematan atau penggunaan Listrik secara optimal? Alasannya adalah kitab isa mengontrolnya dengan satu perangkat dengan mudah jadi tidak aka nada lagi ras malals dalam mematikan sebuah lampu yang berada jauh dari jangkauan kita sendiri.

Perangkat elektronik pintar ini juga merupakan sebuah penyelamat Ketika kita akan pergi meninggalkan tempat tinggal kita dalam waktu yang lama, kita tidak perlu lagi khawatir terhadap perangkat elektronik di tempat tinggal kita. Salah satu fitur dari perangkat elektronik ini yang paling bagus dan paling efisien adalah kitab isa menyetel waktu mati dan waktu hidup dari sebuah perangkat elektronik pintar. Jika sudah begitu kita tidak perlu susah – susah memantau perangkat elektronik kita sudah mati atau belum.

Jadi terdapat Kesimpulan dimana Listrik memang merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, namun Listrik itu memiliki batas saat diamana bahan baka rya habis Listrik akan berhenti diproduksi maka dari itu kita perlu berkontribusi dalam penekanan pengunaan Listrik yang sia – sia. Marilah menggunakan Listrik dengan optimal dan hemat agar pasokan Listrik kita bertahan lebih lama.salah satunya adalah dengan cara pemilihan penggunaan perangkat elektronik pintar yang bisa kita atur dengan mudah.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 1

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment