Penerapan Material Daur Ulang Dalam Konstruksi Bangunan Hijau

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 49

Ditulis oleh Fadilah Nasution

Dalam era pembangunan yang semakin memperhatikan keberlanjutan, bangunan hijau dan bangunan cerdas menjadi fokus utama dalam upaya mengurangi dampak lingkungan. Salah satu kunci inovasi yang dapat mempercepat pengembangan ini adalah penerapan material daur ulang dalam konstruksi.

Peningkatan urgensi krisis lingkungan hidup global telah mendorong masyarakat untuk mencari solusi yang tepat di berbagai bidang kehidupan, termasuk sektor konstruksi. Penggunaan material ini sejalan dengan prinsip efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon, yang menjadi fokus utama dalam pembangunan berkelanjutan. Pembangunan gedung dan infrastruktur skala besar berkontribusi pada peningkatan emisi CO2 dan menipisnya sumber daya alam. Dengan memanfaatkan teknologi modern dan desain inovatif, bangunan hijau dapat dioptimalkan untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara, sehingga mengurangi ketergantungan pada energi listrik.

Menurut Green Building Council Indonesia, Bangunan hijau adalah bangunan yang desainnya memperhatikan penggunaan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan berusaha untuk meminimalkan kelembaban dalam proses perencanaan dan pembangunan, Penggunaan dan perawatannya mempertimbangkan berbagai aspek dalam menjaga, mengurangi penggunaan sumber daya untuk menghemat. Sumber daya alam memiliki peran penting dalam menjaga kualitas baik dari bangunan maupun lingkungan, kualitas udara di dalam ruangan dan juga mengawasi kesejahteraan para penghuninya yang semuanya didasarkan pada aturan pembangunan terus.

Konsep konstruksi hijau meminimalkan konsumsi sumber daya alam  melalui penggunaan sumber  daya alam tak terbarukan, tanah, air, bahan  bangunan secara lebih efisien, serta penggunaan material dan sumber  daya lokal seperti kayu bambu yang digunakan pada tahap konstruksi.

Konstruksi hijau dapat diimplementasikan pada material yang ramah lingkungan. Kriteria bahan yan ramah lingkungan adalah sebagai berikut : tidak mengandung zat beracun,mudah didapatkan dan mudah dijangkau  sehingga tidak memerlukan biaya yang besar, dan bahan  mudah terurai secara alami. Material daur ulang lainnya seperti kain perca bisa dimanfaatkan sebagai memperindah ruangan. Seperti keset kain perca, gorden, taplak meja, sarung bantal, dan masih banyak lagi. Kain perca dapat diperoleh dari penjahit-penjahit di sekitar guna mengurangi limbah di rumahnya.

Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran akan dampak negatif konstruksi industri terhadap lingkungan, penggunaan material daur ulang sebagai solusi efektif dalam mengurangi limbah dan mengurangi penggunaan sumber daya alam baru. Bahan daur ulang tidak hanya membantu mengurangi jejak karbon, tetapi juga dapat mengurangi penggunaan energi dan biaya dalam proses konstruksi. Dengan menggunakan material ramah lingkungan, bangunan hijau dapat berperan penting dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, P. A. (2021). Penggunaan Material Ramah Lingkungan Berstandar Greenship pada Bangunan Community Center Universitas Indonesia. AGORA:Jurnal Penelitian Dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti, 18(2), 85–91. https://doi.org/10.25105/agora.v18i02.7541

Cahyani, R. A. (2020). Konsep Bangunan Rumah Tinggal sebagai Penerapan Arsitektur Hijau pada Perumahan Sumber Indah Kudus dengan Material Daur Ulang. Indonesian Journal of Conservation, 9(2), 101–105. https://doi.org/10.15294/ijc.v9i2.27387

Imran, M. (2019). Material Konstruksi Ramah Lingkungan. Radial, 6(2), 373. https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/article/view/173

Kadek, B. W., Kumara, I., & Sari Hartati, R. (2021). Studi Literatur Perkembangan Green Building Di Indonesia. Jurnal SPEKTRUM, 8(2), 37. https://doi.org/10.24843/spektrum.2021.v08.i02.p5

Sudarman, S., Syuaib, M., & Nuryuningsih, N. (2021). Green Building: Salah Satu Jawaban Terhadap Isu Sustainability Dalam Dunia Arsitektur. Teknosains: Media Informasi Sains Dan Teknologi, 15(3), 329. https://doi.org/10.24252/teknosains.v15i3.22493

Widyarthara, A., Hamka, & Winarni, S. (2019). Material Daur Ulang Pada Rumah Tinggal Arsitek. IV, 145–152.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 9

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

No Comments

  1. Mutiara 12 November 2024 at 00:00 - Reply

    Uwah besttttt🤩🥳

Leave A Comment