Inovasi Bangunan Hijau dan Cerdas untuk Keberlanjutan Perkotaan

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 52

Ditulis oleh Silfa Dwi Nurani.

Di era modern ini, perkembangan kota-kota besar menghadirkan berbagai tantangan baru, seperti meningkatnya polusi udara, kebutuhan energi yang tinggi, dan ruang hijau yang terbatas. Bangunan-bangunan di kota yang padat seringkali mengkonsumsi energi dan air dalam jumlah besar, serta menghasilkan polusi yang tidak sedikit. Oleh karena itu, solusi yang ramah lingkungan dan efisien sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlanjutan lingkungan. Bangunan hijau dan cerdas muncul sebagai solusi untuk mengatasi tantangan tersebut. Bangunan hijau didefinisikan sebagai bangunan yang dirancang untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan melalui efisiensi energi, pengelolaan air, dan desain ramah lingkungan lainnya. Sementara itu, bangunan cerdas memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan efisiensi dan kenyamanan. Dalam konteks perkotaan, inovasi desain ramah lingkungan untuk bangunan hijau dan cerdas memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi berbagai permasalahan lingkungan.

Bangunan hijau adalah bangunan yang menerapkan prinsip ramah lingkungan mulai dari tahap perencanaan hingga pengelolaan bangunan tersebut dalam jangka panjang. Hal ini dapat diwujudkan melalui berbagai pendekatan, seperti penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan, pengelolaan sampah, sistem hemat energi, dan optimalisasi pencahayaan alami. Selain itu, teknologi juga memiliki peran besar dalam mengembangkan bangunan yang cerdas. Teknologi bangunan cerdas mencakup sistem otomatisasi yang mengatur penggunaan energi, ventilasi, pencahayaan, dan keamanan. Kombinasi dari prinsip bangunan hijau dan teknologi bangunan cerdas ini dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan bangunan di perkotaan.

Di Indonesia, inovasi untuk akselerasi pengembangan bangunan hijau dan cerdas sangat dibutuhkan. Mengingat Indonesia adalah negara tropis dengan suhu tinggi di beberapa wilayah perkotaan, desain bangunan yang mengurangi kebutuhan akan pendingin udara atau energi listrik yang besar menjadi sangat penting. Bangunan yang lebih ramah lingkungan tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

Untuk mewujudkan bangunan hijau di perkotaan, ada beberapa solusi desain ramah lingkungan yang dapat diterapkan :

1. Pemanfaatan Material Ramah Lingkungan

Salah satu langkah awal dalam membangun bangunan hijau adalah dengan menggunakan material yang ramah lingkungan. Bahan seperti bambu, kayu, dan beton daur ulang memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan material konvensional. Bambu, misalnya, dapat diperbaharui dengan cepat dan mampu menyerap karbon dioksida lebih banyak daripada pohon lainnya. Selain itu, material lokal juga dapat mengurangi emisi karbon akibat transportasi dan membantu menggerakkan ekonomi lokal.

2. Desain Bangunan Berorientasi pada Cahaya Alami

Penggunaan pencahayaan alami sangat penting dalam desain bangunan hijau. Desain bangunan yang memungkinkan masuknya cahaya alami secara optimal tidak hanya mengurangi konsumsi listrik, tetapi juga meningkatkan kesehatan penghuninya. Dalam konteks perkotaan, desain dengan jendela besar atau atap kaca dapat mengurangi ketergantungan pada lampu di siang hari. Selain itu, penempatan bangunan yang sesuai dengan orientasi matahari dapat mengurangi kebutuhan akan pemanas atau pendingin ruangan.

3. Penggunaan Teknologi Energi Terbarukan

Energi terbarukan seperti panel surya dan energi angin dapat menjadi solusi utama untuk memenuhi kebutuhan listrik di bangunan perkotaan. Dengan memanfaatkan energi matahari, bangunan dapat menghasilkan listrik secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada energi dari bahan bakar fosil. Di kawasan perkotaan, instalasi panel surya di atap bangunan menjadi solusi praktis untuk menurunkan emisi karbon dan menjaga keberlanjutan energi. Sumber energi ini juga bisa dimanfaatkan untuk memanaskan air atau mengoperasikan sistem pendingin, sehingga efisiensi energi dapat ditingkatkan.

4. Pengelolaan Air yang Efisien

Ketersediaan air di perkotaan sering menjadi masalah karena jumlahnya yang terbatas dan kebutuhan yang tinggi. Oleh karena itu, sistem pengelolaan air yang efisien menjadi bagian penting dari desain bangunan hijau. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan sistem pemanenan air hujan dan mendaur ulang air limbah untuk keperluan tertentu, seperti penyiraman tanaman atau penyiraman toilet. Teknologi ini tidak hanya mengurangi konsumsi air bersih, tetapi juga membantu dalam konservasi sumber daya air.

5. Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau

Untuk bangunan di perkotaan, menyediakan ruang hijau di atap atau dinding bangunan bisa menjadi solusi untuk menambah area hijau. Taman atap atau taman vertikal (green wall) dapat membantu mengurangi polusi udara, menyediakan habitat bagi burung dan serangga, serta memberikan estetika yang menyegarkan bagi lingkungan sekitar. Ruang hijau ini juga membantu dalam menurunkan suhu sekitar bangunan dan dapat mengurangi kebutuhan akan pendingin udara. Dalam lingkungan perkotaan yang padat, kehadiran taman-taman ini memberikan keseimbangan antara arsitektur modern dan keasrian alam.

6. Sistem Ventilasi yang Cerdas

Desain bangunan yang mempertimbangkan ventilasi alami akan membantu dalam menjaga kualitas udara dalam ruangan tanpa harus bergantung pada AC atau kipas listrik. Bangunan yang dirancang dengan jalur sirkulasi udara yang baik dapat memanfaatkan angin dan perubahan suhu alami untuk menjaga kenyamanan suhu dalam ruangan. Hal ini tidak hanya menghemat energi, tetapi juga meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, yang berdampak baik pada kesehatan penghuninya.

7. Penggunaan Sistem Otomatisasi untuk Penghematan Energi

Salah satu elemen utama dari bangunan cerdas adalah sistem otomatisasi yang mengatur penggunaan energi secara efisien. Sensor dan teknologi IoT (Internet of Things) memungkinkan pengaturan otomatis untuk lampu, AC, dan alat elektronik lainnya berdasarkan keberadaan orang di ruangan tersebut. Misalnya, sistem pencahayaan otomatis akan mati ketika ruangan kosong, sehingga penggunaan listrik menjadi lebih efisien. Teknologi ini tidak hanya menghemat energi, tetapi juga memberikan kemudahan bagi penghuni bangunan.

Walaupun banyak manfaat dari bangunan hijau dan cerdas, implementasinya di perkotaan masih dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah biaya yang tinggi. Teknologi seperti panel surya atau sistem otomatisasi membutuhkan investasi awal yang besar, sehingga tidak semua pihak mampu mengadopsinya. Selain itu, kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya bangunan hijau juga menjadi kendala.

Namun, dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan dan dukungan dari pemerintah, peluang untuk mengembangkan bangunan hijau dan cerdas semakin besar. Banyak pemerintah daerah kini memberikan insentif berupa pengurangan pajak bagi bangunan yang menerapkan prinsip-prinsip hijau. Selain itu, berbagai lembaga lingkungan internasional juga menyediakan bantuan atau dana hibah untuk mendukung proyek-proyek bangunan hijau di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Penerapan inovasi dalam desain ramah lingkungan untuk bangunan di perkotaan bukan hanya sebuah pilihan, tetapi kebutuhan mendesak untuk menghadapi perubahan iklim dan permasalahan lingkungan lainnya. Desain bangunan hijau dan cerdas yang mengedepankan efisiensi energi, pemanfaatan teknologi, dan pengelolaan sumber daya secara bijak menjadi solusi yang efektif dalam mengurangi dampak negatif dari perkembangan perkotaan yang pesat. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, masa depan bangunan di perkotaan dapat menuju arah yang lebih berkelanjutan jika semua pihak terlibat dalam upaya ini.

Dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta akan sangat berperan dalam mewujudkan lingkungan perkotaan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Inovasi-inovasi tersebut diharapkan dapat mengakselerasi pengembangan bangunan hijau dan cerdas, menciptakan kota yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan nyaman untuk generasi sekarang maupun mendatang..

Daftar Pustaka

Fuady, M. (2021). Konsep kota hijau dan peningkatan ketahanan kota di Indonesia. Region: Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif, 16(2), 266-276.

Prihandono, D. E., Putra, I. K. A. D. A., & Suyoga, I. P. G. (2023). FAKTOR HAMBATAN DALAM PENERAPAN KONSEP HIJAU PADA RUANG DALAM BANGUNAN KOMERSIAL DI KOTA DENPASAR. Jurnal PATRA, 5(2), 146-154.

Ratnasari, A. W., Purnaweni, H., & Wardhani, L. T. A. L. (2023, August). Kajian Kebijakan Lingkungan Melalui Penerapan Pengawasan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Konsep Bangunan Hijau di Kawasan Perumahan dan Permukiman oleh Pemerintah Kota Semarang. In Proceeding Technology of Renewable Energy and Development Conference (Vol. 3, No. 1).

Nugroho, A. W. (2024). Revolusi Energi Terbarukan dalam Arsitektur: Mempercepat Transisi Menuju Bangunan Hijau. WriteBox, 1(3).

Mustafa, M. (2024). Penerapan Prinsip Arsitektur Hijau Pada Desain Permukiman Ramah Lingkungan di Perkotaan. Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online), 5(2), 618-632.

Nainggolan, H., Nuraini, R., Sepriano, S., Aryasa, I. W. T., Meilin, A., Adhicandra, I., … & Prayitno, H. (2023). GREEN TECHNOLOGY INNOVATION: Transformasi Teknologi Ramah Lingkungan berbagai Sektor. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Kusumawanto, A., & Astuti, Z. B. (2018). Arsitektur hijau dalam inovasi kota. Ugm Press.

Joga, N. (2017). Gerakan Kota Hijau 2.0: Kota Cerdas Berkelanjutan. Gramedia Pustaka Utama.

Nugroho, A. M. (2019). Rekayasa Ventilasi Alami untuk Penyejukan Bangunan. Universitas Brawijaya Press.

Syafrudi, S., & Ningtias, D. W. A. (2022). Simulasi Sistem Otomasi Rumah Hemat Energi Berbasis Programmable Logic Controller. Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM), 4(1), 50-56.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 6

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment