Meningkatkan Kesehatan dan Produktivitas Sekaligus Menghemat Energi dengan ASMART EcoLight: Adaptive Smart Lighting with AI-Guided Light Therapy
Disusun oleh: Jimi Alviandi Mahendra
Pemanasan global dan emisi gas rumah kaca telah menjadi ancaman lingkungan yang semakin nyata dan mendesak untuk diatasi saat ini. Masalah ini kini menjadi isu global yang mendapat perhatian serius dari berbagai pihak hingga banyak negara telah membahas isu ini dan berupaya untuk mengurangi dampaknya terhadap kelangsungan hidup manusia. Menurut data terbaru dari International Energy Agency (IEA) tahun 2023, gedung-gedung di seluruh dunia ternyata menghabiskan sekitar 30% dari total energi global dan bertanggung jawab atas 26% dari seluruh emisi karbon. Dari jumlah itu, 8% berasal langsung dari kegiatan operasional gedung, sementara 18% berasal dari produksi listrik dan panas yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas di dalamnya. Selain itu, bangunan menyerap hampir 40% dari keseluruhan listrik yang dihasilkan dan menyumbang sekitar 30% dari emisi karbon dioksida (CO2) dunia. Artinya, gedung-gedung modern kita berperan besar dalam konsumsi energi dan emisi karbon global (Praktik et al., 2024). Hal ini berarti penerapan energi yang tidak efisien di gedung-gedung perkantoran dan perumahan semakin memperburuk beban energi yang harus ditanggung oleh lingkungan dan ekonomi. Untuk mengatasi pemanasan global ini, solusi utamanya mencakup pengurangan emisi gas rumah kaca melalui kebijakan energi bersih, inovasi teknologi ramah lingkungan, dan peningkatan kesadaran masyarakat. Peningkatan efisiensi energi memegang peranan penting, karena memastikan pemanfaatan energi yang lebih cerdas dan berkelanjutan dapat mengurangi jejak karbon secara signifikan (Febriani Irma et al., 2024).
Selain itu, di era modern ini sebagian besar orang menghabiskan hingga 90% waktunya di dalam ruangan, baik di kantor, rumah, maupun tempat lainnya, sehingga paparan mereka terhadap cahaya alami pun berkurang (Purbakawaca & Fauzan, 2022). Cahaya berperan penting dalam kehidupan manusia, baik itu dari lampu, sinar matahari, atau sumber cahaya lainnya. Setiap ruangan memerlukan pencahayaan yang mendukung aktivitas tanpa menimbulkan gangguan (Melati Azri et al., n.d.). Tingkat cahaya di lingkungan sekitar dapat memengaruhi kualitas tidur dan berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis manusia. Kurangnya cahaya matahari pada siang hari dan paparan cahaya buatan yang terus-menerus di malam hari dapat mengganggu ritme tidur alami manusia, sehingga kualitas tidurnya menurun (Hidayat et al., 2023).
Dari berbagai masalah yang dihadapi di atas, mulai dari tingginya gas emisi rumah kaca hingga dampak buruk terhadap kesehatan akibat dari pencahayaan ruangan yang kurang efektif, maka dibutuhkan solusi berupa inovasi yang tidak hanya berperan dalam mengoptimalkan penggunaan energi, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup penghuni bangunan melalui pencahayaan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan psikologis mereka. ASMART EcoLight : Adaptive Smart Lighting with AI-Guided Light Therapy hadir sebagai inovasi yang efektif dan menjanjikan. Dengan memanfaatkan teknologi pencahayaan adaptif berbasis kecerdasan buatan (AI), teknologi ini dapat menyesuaikan intensitas dan warna cahaya berdasarkan waktu, kebutuhan fisiologis, bahkan kondisi kesehatan individu. Inovasi ini tidak hanya membantu meningkatkan kualitas tidur, tetapi juga mendukung efisiensi energi di dalam gedung. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, peran pencahayaan pintar menjadi sangat penting dalam bagi manusia dan lingkungannya serta menjadi langkah yang baik dalam menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat, hemat energi, dan berkelanjutan.
Cahaya yang kurang tepat di pagi atau malam hari dapat mengganggu keseimbangan siklus bangun tidur seseorang, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan dan produktivitasnya. Itulah mengapa ASMART EcoLight ini dibutuhkan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan penggunanya. Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), ASMART EcoLight ini dapat menganalisis data personal, seperti pola tidur atau tingkat aktivitas fisik, untuk menyesuaikan cahaya yang optimal bagi kesehatan dan produktivitas pengguna. Sistem pencahayaan ini dapat memberikan pencahayaan yang cerah dan berwarna kaya akan spektrum biru pada pagi hari untuk meningkatkan fokus, kemudian beralih ke cahaya hangat di sore dan malam hari untuk membantu relaksasi. Selain itu, teknologi ini juga menyesuaikan kondisi kesehatan pengguna, misalnya, mengurangi intensitas cahaya biru ketika mendeteksi peningkatan kadar stres, sehingga menciptakan pengalaman pencahayaan yang jauh lebih nyaman bagi penggunanya.
Sumber: https://eraspace.com/
ASMART EcoLight ini dirancang untuk menyesuaikan intensitas dan warna cahaya berdasarkan berbagai faktor seperti waktu, kebutuhan pengguna, serta kondisi fisik dan psikologis yang terdeteksi oleh sistem. Sistem ASMART EcoLight ini dilengkapi dengan sensor cahaya yang mampu mengukur tingkat pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan, baik melalui jendela ataupun sumber cahaya eksternal lainnya. Selain itu, sensor ini juga bisa mendeteksi pergerakan penghuni di dalam ruangan untuk menyesuaikan pencahayaan ketika ada orang di dalam ruangan dan mengurangi intensitas cahaya atau mematikan lampu ketika ruangan kosong. Hal ini tentunya akan menghemat energi listrik yang digunakan.
Teknologi ini terhubung dengan aplikasi di smartphone pengguna, yang menjadi pusat pengendali dan pengaturannya. Di dalam aplikasi, terdapat berbagai fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengatur jadwal pencahayaan, memilih mode pencahayaan tertentu (misalnya, mode pagi, siang, malam), atau menyesuaikan pencahayaan untuk kebutuhan spesifik seperti bekerja, relaksasi, atau tidur. Di aplikasi ini juga pengguna akan diminta data kondisi psikologis hingga kesehatannya setiap hari untuk dimanfaatkan oleh AI dalam menganalisis kondisi pengguna untuk disesuaikan pencahayaannya nanti.
Selanjutnya AI akan memantau pola tidur dan kesehatan pengguna berdasarkan data yang diinput sebelumnya. Data ini diproses menggunakan algoritma AI yang akan menyesuaikan pencahayaan berdasarkan kondisi fisik dan psikologis pengguna. Misalnya, jika aplikasi mendeteksi kualitas tidur yang buruk atau tingkat stres yang tinggi, sistem secara otomatis menyesuaikan pencahayaan dengan warna yang lebih hangat dan lembut untuk membantu relaksasi. Selain itu, data tersebut juga akan di proses oleh AI untuk mengoptimalkan pencahayaan sesuai dengan waktu hari agar dapat menjaga kualitas tidur pengguna. Misalnya, di pagi hari, akan digunakan cahaya biru yang terang guna merangsang produksi hormon serotonin dan meningkatkan kewaspadaan serta konsentrasi. Saat malam tiba, cahaya hangat dengan intensitas lebih rendah akan digunakan untuk merangsang produksi melatonin, yang membantu tubuh untuk bersiap tidur.
Selain menyesuaikan pencahayaan sesuai dengan waktu dan kondisi fisik pengguna, ASMART EcoLight ini juga mampu mengoptimalkan pencahayaan dengan mempertimbangkan faktor eksternal seperti cuaca dan cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan. Misalnya, pada hari yang mendung atau hujan, otomatis cahaya matahari yang masuk kurang, sehingga ASMART EcoLight akan secara otomatis meningkatkan kecerahan cahaya buatan di dalam ruangan untuk mendukung produktivitas dan mencegah kelelahan mata akibat pencahayaan yang redup. Sebaliknya, saat sinar matahari masuk dengan intensitas tinggi, teknologi ini akan mengurangi atau menyesuaikan pencahayaan buatan agar tidak terlalu terang, sehingga menciptakan suasana yang nyaman. Pengguna dapat menyesuaikan pengalaman pencahayaan mereka lebih leluasa melalui aplikasi. Dengan algoritma AI yang terus belajar dari data penggunaan dan umpan balik pengguna, aplikasi ini dapat memberikan rekomendasi pencahayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna.
Dalam menghadapi tantangan global terkait konsumsi energi yang berlebihan dan perubahan iklim saat ini, ASMART EcoLight menjadi solusi inovatif dan tepat dengan menggabungkan teknologi canggih dan kebutuhan kesehatan guna mencapai tujuan bersama untuk mengurangi konsumsi energi. Dengan kemampuannya untuk menyesuaikan pencahayaan berdasarkan faktor internal dan eksternal, sistem ini tidak hanya memberikan kenyamanan fisik tetapi juga memperhatikan kesejahteraan psikologis penggunanya. Pengoptimalan pencahayaan yang terintegrasi dengan pola tidur, tingkat aktivitas, dan kondisi lingkungan menjadikan teknologi ini sebagai solusi terbaik untuk menciptakan ruangan yang lebih sehat dan produktif. Selain itu, teknologi ini juga membantu mengurangi konsumsi energi listrik yang berlebihan dan berkontribusi pada pengurangan jejak karbon secara signifikan. Dengan penerapan teknologi ini, diharapkan konsumsi energi yang berlebihan dapat dikurangi, sementara kualitas hidup penghuni bangunan juga meningkat. Dengan mengintegrasikan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan sensor adaptif, inovasi ini menawarkan pencahayaan yang lebih cerdas, hemat energi, dan berkelanjutan. Dengan teknologi ini, tentunya akan menjadi langkah signifikan dalam upaya untuk mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim serta menjadi inovasi teknologi terbaru dalam bangunan cerdas untuk mengurangi konsumsi energi sehingga mendukung dunia termasuk Indonesia dalam menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan, sehat, dan berkelanjutan. .
DAFTAR PUSTAKA
Febriani Irma, M., Gusmira, E., dan Teknologi, S., Sultan Thaha Saifuddin Jambi Alamat, U., & Sei Duren Muaro Jambi, simp. (2024). JSSIT: Jurnal Sains dan Sains Terapan TINGGINYA KENAIKAN SUHU AKIBAT PENINGKATAN EMISI GAS RUMAH KACA DI INDONESIA HIGH TEMPERATURE RISE DUE TO INCREASED GREENHOUSE GAS EMISSIONS IN INDONESIA.
Hidayat, M. T., Nurmaulid, A., Wulandari, D. S., Muto’an, A. S., & Aditya, D. (2023). Hubungan Gelombang Cahaya Lampu dan Cahaya Biru dengan Kualitas Tidur Remaja Dewasa. Bhinneka: Jurnal Bintang Pendidikan Dan Bahasa, 2(1), 39–51. https://doi.org/10.59024/bhinneka.v2i1.621
Melati Azri, S., Tasya Elisabet Sinaga, A., Nurhadijah, S., Theresia Butar-butar, D., Keperawatan, I., & Sumatera Utara, U. (n.d.). Journal of Nursing Science Research PERBEDAAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ANTARA KONDISI LAMPU MATI DENGAN KONDISI LAMPU HIDUP.
Praktik, A. P., Energi, E., Bangunan, P., Ditinjau, H., Teknologi, D. S., Organisasi, S., Perilaku, D., Dimas, P., Widya Utama, T., & Risqiani, R. (2024). Analysis Of The Implementation Of Energy Efficiency Practices In Green Buildings In Terms Of Technological Strategy, Organizational Strategy, And Occupant Behaviorid 2 *Corresponding Author. In Management Studies and Entrepreneurship Journal (Vol. 5, Issue 1). http://journal.yrpipku.com/index.php/msej
Purbakawaca, R., & Fauzan, S. A. (2022). Rancang Bangun Sistem Pemantauan Kualitas Udara Dalam Ruangan Berbiaya Rendah Berbasis IoT. Jurnal Talenta Sipil, 5(1), 118. https://doi.org/10.33087/talentasipil.v5i1.104.
.
.
.
.
Keren bgt