Masa Depan Arsitektur Ramah Lingkungan: Peran Ventilasi dan Pencahayaan Alami Dalam Bangunan Modern

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 36

Ditulis oleh Jezia Izzah Azizah.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat di berbagai aspek industri yang mampu memberikan dampak yang baik dalam memudahkan sumber daya manusia dalam mengerjakan pekerjaannya. Setiap perusahaan – perusahaan berlomba untuk mengembangkan suatu inovasi yang lebih baik untuk memudahkan sumber daya manusia kedepannya. “Inovasi” tidak terfokus hanya pada perkembangan teknologi namun mencakup pada semua bidang yang menggunakan teknologi (Widjaja, 2023). Di bidang arsitektur, perkembangan ini membawa banyak inovasi baru, seperti konsep smart building, desain modular, serta arsitektur berkelanjutan yang semakin populer di kalangan arsitek modern. Inovasi ini bertujuan untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya nyaman dan estetis, tetapi juga ramah lingkungan dan hemat energi. Dari hal tersebut terdapat beberapa aspek utama yang menjadi perhatian khusus dalam desain arsitektur yang baik, seperti ventilasi dan pencahayaan alami.

Orientasi sebuah bangunan dan model bukaan Cahaya dapat mempengaruhi besar kecilnya pencahayaan alami yang masuk ke dalam sebuah bangunan (Sabtalistia, 2024). Pentingnya ventilasi dan pencahayaan alam yang diaplikasikan pada sebuah bangunan merupakan hal yang harus di prioritaskan. Ventilasi dan pencahayaan alami bukan hanya elemen estetis, tetapi juga faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan penghuni bangunan. Ventilasi yang baik mampu mengatur aliran udara segar, menghilangkan kelembaban berlebih, serta menjaga suhu ruangan agar lebih seimbang. Pencahayaan alami tidak hanya meningkatkan kenyamanan visual, tetapi juga membantu mengatur ritme sirkadian tubuh, yang berperan dalam kualitas tidur dan kesehatan manusia.

Dalam bidang arsitektur, pencahayaan, ventilasi dan kelembaban merupakan tiga unsur dasar yang perlu diperhatikan dalam merancang ruang, karena arsitektur merupakan ilmu yang berasal dari manusia dan ada untuk manusia, dan penglihatan manusia tidak terlepas dari faktor luar, yaitu, lampu (Prasetya, 2020). Namun aspek ventilasi dan pencahayaan dalam sebuah bangunan terdapat dua klasifikasi bukaan yaitu skylight dan juga non-skylight. Bukaan skylight sebaiknya perbandingan luasnya kurang dari sama dengan 5% dengan luas lantai dan terbentuk miring atau melengkung untuk memperkecil area yang terlalu disinari Cahaya Sedangkan bukaan nonskylight terdiri dari sawtooth, monitor, dan calestory (Shafa & Sari, 2022). Inovasi lainnya adalah ventilasi mekanis dengan pemulihan energi (ERV), yang banyak digunakan pada bangunan berpendingin ruangan. Sistem ini memungkinkan udara segar masuk ke ruangan, sementara panas dari udara buangan didaur ulang untuk memanaskan atau mendinginkan udara baru, mengurangi beban energi pada sistem HVAC. Penggunaan teknologi ini membantu menjaga suhu ruangan yang stabil tanpa mengandalkan sistem pendingin atau pemanas secara berlebihan, yang sangat membantu dalam upaya menghemat energi.

Kemudian terdapat Salah satu teknologi canggih lainnya adalah ventilasi aktif pasif yang menggabungkan ventilasi alami dan mekanis dalam satu sistem. Sistem ini mengandalkan pergerakan udara alami saat kondisi lingkungan mendukung dan beralih ke ventilasi mekanis hanya respon diperlukan. Teknologi ini menggunakan komponen berventilasi pintar, seperti jendela dengan sistem respons otomatis yang terbuka dan menutup tergantung pada kondisi cuaca atau kualitas udara dalam ruangan. Sistem seperti ini memungkinkan efisiensi tinggi dengan tetap menjaga kenyamanan pengguna. Inovasi dari ventilasi dan pencahayaan pada bangunan akan terus berkembang setiap tahun oleh karena itu arsitektur harus lebih memperhatikan pergerakan teknologi yang berkembang agar dapat bersaing dengan aspek industry lainnya dengan tujuan memberi kenyaman pada manusia.

Masa depan ventilasi dan pencahayaan alami pada bangunan arsitektur diperkirakan akan terus berkembang dengan sistem yang semakin cerdas dan adaptif. Teknologi berbasis Internet of Things (IoT) diproyeksikan untuk lebih terintegrasi dalam arsitektur modern, memungkinkan pengaturan ventilasi dan pencahayaan yang otomatis, efisien, dan responsif terhadap kondisi lingkungan maupun preferensi pengguna. Sistem ini memungkinkan sensor IoT mendeteksi dan menyesuaikan ventilasi serta intensitas cahaya secara real-time, dengan tujuan memaksimalkan kenyamanan dan mengurangi penggunaan energi buatan.

Dengan adanya teknologi ini, penghuni bangunan akan mampu mengontrol elemen ventilasi dan pencahayaan sesuai kebutuhan individu atau lingkungan tertentu, sehingga ruangan dapat selalu berada pada kondisi optimal. Misalnya, ventilasi otomatis akan terbuka ketika kualitas udara menurun, sementara intensitas pencahayaan dapat disesuaikan berdasarkan aktivitas atau preferensi pengguna. Di sisi lain, perkembangan material bangunan yang adaptif—seperti dinding atau kaca yang mampu berubah warna atau kecerahan sesuai cahaya matahari—semakin memungkinkan arsitektur yang tidak hanya hemat energi tetapi juga dinamis dan responsif. Inovasi ini memperlihatkan bahwa masa depan arsitektur akan semakin berpihak pada keberlanjutan dan kesehatan pengguna dengan memanfaatkan teknologi secara optimal.

Selain itu, penelitian harus terus dikembangkan untuk menciptakan material bangunan baru yang mampu menyesuaikan diri secara otomatis dengan perubahan cuaca dan kondisi sekitar. Misalnya, jendela atau dinding yang dapat berubah suhu ruangan secara otomatis untuk mengurangi panas saat terpapar sinar matahari langsung. Dengan adanya hal tersebut kedepannya dapat memudahkan manusia dan efesiensi yang diberikan akan sangat terasa dampaknya. Pendapat saya lebih memfokuskan pada kegiatan arsitektur pada daerah kepulauan bangka Belitung agar lebih diperhatikan terkait inovasi dalam Pembangunan dimana yang terjadi sekarang pembangun yang terdapat pada kepulauan bangka Belitung belum banyak memiliki pencahayaan dan ventilasi yang baik hal tersebut dapat memberikan dampak yang tidak baik kepada manusia yang ada didalamnya.

Kesimpulan

Inovasi dalam ventilasi dan pencahayaan alami pada bangunan modern semakin menunjukkan peran penting dalam arsitektur berkelanjutan. Teknologi baru di bidang ini bukan hanya mengutamakan estetika, tetapi juga efisiensi energi dan kesehatan penghuni. Dengan pemanfaatan ventilasi dan pencahayaan alami, ketergantungan pada energi buatan dapat berkurang, menghasilkan bangunan yang lebih ramah lingkungan. Ventilasi yang baik, seperti ventilasi silang dan sistem pemulihan energi (ERV), memungkinkan udara segar masuk dengan cara yang hemat energi. Sistem ini menjaga kualitas udara, mengontrol suhu, dan mengurangi kelembaban, menciptakan suasana nyaman dan sehat dalam ruangan. Sementara itu, inovasi pencahayaan alami seperti kaca pintar, reflektor, dan tabung cahaya memungkinkan cahaya matahari menjangkau area yang sulit tanpa memerlukan pencahayaan tambahan. Kaca pintar, misalnya, membantu mengatur intensitas cahaya yang masuk, menciptakan lingkungan yang nyaman dengan suhu yang lebih seimbang.

Di masa depan, integrasi teknologi Internet of Things (IoT) dalam ventilasi dan pencahayaan alami dapat menciptakan kontrol otomatis yang lebih adaptif, sehingga penghuni dapat menyesuaikan suasana ruangan sesuai kebutuhan. Selain itu, inovasi material yang responsif terhadap perubahan lingkungan, seperti dinding atau jendela yang bisa menyesuaikan intensitas cahaya, semakin memperkaya potensi bangunan berkelanjutan. Dengan adopsi teknologi ini, bangunan modern akan mampu mengoptimalkan sumber daya alami, meningkatkan kenyamanan, sekaligus berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Peran ventilasi dan pencahayaan alami tak hanya menciptakan bangunan yang efisien, tetapi juga menempatkan kesehatan penghuni dan kelestarian lingkungan sebagai prioritas utama.

DAFTAR PUSATAKA

.

Prasetya, A. D. (2020). PENGHAWAAN DAN PENCAHAYAAN ALAMI. Jurnal Ilmiah Arsitektur.

Sabtalistia, Y. A. (2024). Pengaruh InnercourtTerhadap Pencahayaan Alami Pada Rumah Tinggal. PAWON: Jurnal Arsitektur.

Shafa, A., & Sari, S. R. (2022). EFEKTIVITAS PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH TINGGAL 2 TINGKAT (STUDI KASUS: PERUMAHAN AVANI ECOPARK SEMARANG TIPE 70). ARCADE.

Widjaja, R. R. (2023). Gradasi Inovasi pada Karya Arsitektur yang Holistik. LINEARS.

.

.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 3 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 2

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment