bangunan cerdas

Optimalisasi Efisiensi Energi pada Bangunan Cerdas melalui Integrasi IoT, Sensor, dan Kecerdasan Buatan

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 40

Ditulis oleh Doresly Enggelina Purba..

Perubahan iklim telah menjadi ancaman yang nyata di masa sekarang ini, hal Ini bukan lagi sekadar isu lingkungan yang bisa kita abaikan, namun ini adalah krisis yang membutuhkan tindakan nyata dan mendesak. Di antara berbagai sektor yang berkontribusi terhadap krisis ini, sektor bangunan muncul sebagai salah satu penyumbang terbesar emisi karbon global. Data mengejutkan dari International Energy Agency (IEA) mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan, yaitu sektor bangunan menyumbang hampir 36% dari total emisi CO2 dunia. Angka ini mewakili jejak karbon yang sangat besar dari bangunana seperti rumah-rumah kita, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan berbagai struktur bangunan lainnya.

Dampak dari penggunaan energi yang tidak terkendali ini sangat luas dan mendalam. Selain meningkatkan biaya operasional yang signifikan, pemborosan energi di sektor bangunan secara langsung berkontribusi pada pemanasan global, perubahan pola cuaca ekstrem, dan berbagai bencana lingkungan lainnya. Setiap kilowatt listrik yang terbuang sia-sia tidak hanya memboroskan sumber daya berharga, tetapi juga memiliki dampak buruk terhadap kelangsungan hidup planet kita. Untuk itu, optimalisasi efisiensi energi pada bangunan menjadi salah satu fokus utama dalam upaya menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Di tengah tantangan besar ini, muncul inovasi teknologi yang revolusioner yaitu, integrasi Internet of Things (IoT), sensor, dan kecerdasan buatan (AI), yang menawarkan peluang besar untuk mengoptimalkan penggunaan energi di bangunan cerdas. Hal ini dapat diibaratkan dengan sebuah gedung yang bisa berpikir dan mengatur dirinya sendiri. Sistem ini bekerja seperti sistem saraf yang kompleks, dengan sensor-sensor yang bertindak sebagai reseptor, mengumpulkan data secara real-time tentang setiap aspek penggunaan energi dalam bangunan. Seperti sistem saraf pada tubuh manusia, sensor-sensor pintar yang terhubung internet dipasang di seluruh gedung untuk terus memantau dan mengatur penggunaan energi secara efisien.

Sensor-sensor tersebut meliputi, sensor suhu yang mengukur panas ruangan, sensor cahaya yang memantau tingkat pencahayaan, sensor kelembaban untuk mengecek tingkat kelembaban udara, dan sensor listrik yang mencatat penggunaan daya. Semua sensor ini bekerja 24 jam sehari untuk mengumpulkan data tentang kondisi gedung dan bagaimana energi digunakan oleh penghuninya. Sensor-sensor ini dipasang secara strategis di seluruh gedung, membentuk jaringan pengawasan yang komprehensif. Mereka memantau berbagai parameter seperti suhu, kelembaban, tingkat pencahayaan, kualitas udara, dan bahkan kehadiran manusia di setiap ruangan. Sensor ini terhubung ke internet, seperti jaring laba-laba digital yang mengirimkan data secara langsung ke pusat kontrol. Pengelola gedung bisa melihat kondisi seluruh gedung hanya dari layar komputer mereka. Kalau ada ruangan yang terlalu dingin atau terlalu terang, mereka bisa langsung tahu dan mengambil tindakan. Misalnya ketika ada yang berjalan memasuki kantor di pagi hari, sistem akan langsung mendeteksi kehadiran seseorang dan menyalakan lampu dengan intensitas yang tepat, serta memperhitungkan cahaya matahari yang masuk melalui jendela. Jika hari semakin cerah, lampu akan secara halus meredup untuk menghemat energi sambil tetap menjaga tingkat pencahayaan yang nyaman untuk bekerja.

Komputer pintar kemudian menganalisis semua data ini menggunakan program khusus, seperti detektif yang mencari petunjuk tentang pemborosan energi atau analisis dapat mengidentifikasi apakah ada penggunaan energi yang berlebihan atau tidak efisien. Misalnya, program ini bisa mengetahui jika AC masih menyala di ruangan kosong atau lampu yang tidak perlu menyala di siang hari. Sistem ini tidak hanya mengumpulkan data, tapi juga bisa mengambil tindakan sendiri. Seperti asisten pribadi yang cerdas, sistem akan menyesuaikan suhu AC, meredupkan lampu, atau mengatur ventilasi secara otomatis berdasarkan kebutuhan. Saat ruangan mulai terisi, sistem dengan cepat menyesuaikan kembali semua parameter untuk menciptakan lingkungan yang nyaman sambil tetap mempertahankan efisiensi energi yang optimal. Keunggulan sistem ini tidak hanya dalam penghematan energi yang bisa mencapai lebih dari setengah dari konsumsi listrik normal tetapi juga dalam meningkatkan kenyamanan pengguna gedung. Tidak ada lagi silau yang mengganggu di layar komputer, atau ruangan yang terlalu gelap untuk membaca. Setiap area mendapat pencahayaan yang tepat sesuai kebutuhan aktivitas yang sedang berlangsung.  

Sistem ini dilengkapi dengan tampilan antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan, sehingga penghuni gedung bisa dengan mudah berinteraksi dengan sistem dan memahami bagaimana mereka menggunakan energi. Lewat dasbor yang jelas, pengguna dapat melihat data konsumsi energi mereka secara langsung, mendapatkan rekomendasi untuk penggunaan energi yang lebih efisien, dan bahkan ikut serta dalam upaya penghematan energi. Perpaduan IoT dengan teknologi komputer ini membuka era baru dalam pengelolaan gedung. Bangunan tidak lagi sekadar struktur beton dan baja, tapi menjadi organisme pintar yang bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan penghuninya sambil tetap hemat energi.

Implementasi teknologi ini membawa manfaat yang sangat banyak. Dari segi ekonomi, pengurangan konsumsi energi yang signifikan dapat menghasilkan penghematan biaya operasional yang substansial. Dari perspektif lingkungan, pengurangan emisi karbon membantu memitigasi dampak perubahan iklim. Dan dari sisi kenyamanan, penghuni gedung menikmati lingkungan yang lebih sehat dan nyaman berkat pengaturan yang optimal dan responsif. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin (machine learning), sistem dapat mengidentifikasi pola dan tren dalam penggunaan energi, mengantisipasi kebutuhan di masa depan, dan terus meningkatkan efisiensinya seiring waktu. Ini menciptakan siklus perbaikan berkelanjutan yang terus mendorong peningkatan efisiensi energi.

Mengimplementasikan sistem ini butuh perencanaan yang matang. Seperti membangun rumah, kita perlu memastikan fondasinya kuat. Tim teknis akan melakukan survei menyeluruh untuk menentukan di mana menempatkan sensor-sensor, bagaimana mengatur jaringan komunikasinya, dan memastikan sistem aman. Namun, keberhasilan implementasi teknologi ini tidak hanya bergantung pada kecanggihan sistemnya. Diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan semua pemangku kepentingan dari arsitek dan insinyur yang merancang sistem, hingga pengelola gedung yang mengoperasikannya, dan tentunya para penghuni yang menggunakannya sehari-hari. Edukasi dan kesadaran tentang pentingnya efisiensi energi harus ditanamkan pada semua level. Untuk Kedepannya diharapkan, integrasi teknologi ini dengan sumber energi terbarukan seperti panel surya dan sistem penyimpanan energi akan semakin memperkuat dampak positifnya. Bayangkan gedung yang tidak hanya efisien dalam menggunakan energi, tetapi juga mampu menghasilkan dan mengelola energinya sendiri secara berkelanjutan.

Optimalisasi efisiensi energi di sektor bangunan melalui teknologi pintar, dalam menghadapi krisis iklim yang semakin mendesak, bukan lagi sekadar pilihan tetapi ini adalah suatu keharusan. Dengan mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi ini secara luas, kita tidak hanya menciptakan bangunan yang lebih pintar dan efisien, tetapi juga berkontribusi pada upaya global untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. Transformasi menuju bangunan cerdas yang efisien energi ini merepresentasikan langkah besar dalam evolusi arsitektur dan teknologi bangunan. Ini adalah bukti nyata bagaimana inovasi teknologi, ketika dipadukan dengan kesadaran lingkungan dan kebutuhan manusia, dapat menciptakan solusi yang tidak hanya canggih, tetapi juga berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua pihak..

DAFTAR PUSTAKA.

Berlianti, D. F., Abid, A. Al, & Ruby, A. C. (2024). Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, Volume 7 Nomor 1, 2024 | 1861. 7, 1861–1864..

Kantor Bagian, D., Pemerintahan, T., Kerjasama, D., Bondowoso, K., Jalil, A., & Santoso, F. (2024). Rancang Bangun Smart Office Pada Sistem Control Dan Monitoring AC Dan Lampu Berbasis Internet Of Things. Journal of Computer Science and Technology, 2(2), 67–72. https://doi.org/10.59435/jocstec.v2i2.284https://jurnal.padangtekno.com/index.php/jocstec.

Smith, E., & Komputer, T. (2023). Integrasi Internet of Things (Iot) Dengan Teknik Komputer Untuk Pengelolaan Energi Yang Efisien Pada Bangunan Cerdas. Portaldata.Org, 3(1), 2023–2024. http://portaldata.org/index.php/portaldata/article/view/304.

Yusuf, M., Sodik, M., Darussalam, S., Nganjuk, K., & Blitar, U. (2023). Penggunaan Teknologi Internet of Things (Iot) Dalam Pengelolaan Fasilitas Dan Infrastruktur Lembaga Pendidikan Islam. PROPHETIK Jurnal Kajian Keislaman, 1(2), 1–18..

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 3 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 4

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment