https: img.okezone.com content 2012 08 06 478 673680 pDDfoJX8uH.jpg

Rumah Hijau Bernapas: Memanfaatkan Internet of Things (IoT) Berbasis Aplikasi Mobile

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 39

Ditulis oleh Meliana Sukma Desti

Permintaan akan solusi berkelanjutan semakin meningkat di tengah krisis energi global dan ancaman perubahan iklim yang semakin parah. Karena efek negatifnya terhadap perubahan iklim, penggunaan energi berlebihan saat ini menjadi perhatian yang lebih besar. Hasil penelitian oleh (Salsabila Nur Amalina dkk., 2023) menunjukkan bahwa konsumsi energi memiliki efek positif dan signifikan terhadap emisi karbon dioksida baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Konsumsi energi untuk pemanasan, pendinginan, dan penerangan menyumbang 28% dari emisi global, dan sektor bangunan hanya menyumbang 39%. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efisiensi energi dan menghasilkan bangunan yang lebih hijau dan cerdas, diperlukan solusi berkelanjutan.

Dalam konteks ini, konsep Rumah Hijau Bernapas yang menggunakan Internet of Things (IoT) melalui aplikasi mobile muncul sebagai solusi kreatif untuk mewujudkan lingkungan yang lebih ramah lingkungan. Pengurangan jejak karbon dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan adalah dua fokus utama program rumah hijau.

Aplikasi mobile yang menghubungkan perangkat di rumah dengan Internet of Things (IoT) membuat rumah lebih pintar dan hemat energi. Teknologi ini tidak hanya memungkinkan pengelolaan energi yang lebih baik, tetapi juga memberi penghuni rumah kontrol penuh untuk melacak dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara real-time. Area ini mencakup penggunaan Internet of Things dalam industri energi, yang mencakup pengangkutan sampah, operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik, dan penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru.

Dalam esai ini, kita akan membahas bagaimana aplikasi mobile dapat menciptakan rumah hijau yang bernapas dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dengan memahami konsep rumah hijau dan peran teknologi mobile, kita akan dapat melihat potensi luar biasa dari inovasi ini untuk mengubah cara kita hidup dan berinteraksi dengan lingkungan.

1. Rumah Hijau Bernapas

Salah satu bagian dari arsitektur hijau adalah Rumah Hijau, yang menekankan penggunaan sumber daya dan fitur alam yang tersedia di sekitar lokasi. Konsep ini juga menekankan penggunaan bahan yang alami atau dapat didaur ulang secara berkelanjutan dibandingkan dengan penggunaan bahan non-alami yang berasal dari sumber daya yang tidak terbarukan. Orientasi bangunan sangat penting, seperti arah matahari, yang memungkinkan bangunan menggunakan cahaya alami lebih banyak daripada cahaya buatan dan menggunakan angin untuk kenyamanan di dalam bangunan. Frasa “bernapas” ditambahkan untuk menekankan bahwa ide rumah hijau membuat penghuninya merasa nyaman.

Terdapat beberapa ciri utama dalam bangunan dengan konsep Rumah Hijau Bernapas, yakni sebagai berikut.

  • Menggunakan ventilasi alami yang optimal

Dengan memanfaatkan sirkulasi udara dan angin alami, rumah selalu memiliki udara yang segar dan sehat. Sistem ventilasi alami ini mengurangi kebutuhan akan pendinginan buatan dan memungkinkan rumah untuk “bernapas” sendiri.

  • Material Berkelanjutan

Penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui, seperti bambu, kayu daur ulang, beton ramah lingkungan (beton berkarbon rendah), dan isolasi alami, seperti wol domba atau kapas, dapat membantu mengurangi jejak karbon dari struktur.

  • Integrasi dengan Alam

Penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui, seperti bambu, kayu daur ulang, beton ramah lingkungan (beton berkarbon rendah), dan isolasi alami, seperti wol domba atau kapas, dapat membantu mengurangi jejak karbon dari bangunan.

  • Sistem Pengelolaan Air yang Efisien

Pengumpulan air hujan dan penggunaan kembali air limbah (seperti greywater) untuk irigasi taman atau flush toilet membantu mengurangi penggunaan air bersih. Penggunaan perangkat hemat air seperti keran dan toilet berteknologi rendah aliran juga penting.

2. Penerapan IoT berbasis aplikasi mobile dalam mewujudkan Rumah Hijau Bernapas

Internet of Things (IoT) adalah teknologi yang memungkinkan banyak perangkat dan sistem berkomunikasi dan bertindak secara otomatis melalui internet. Rumah yang menggunakan Internet of Things akan “bernapas” secara cerdas dengan mengoptimalkan sumber dayanya secara aktif dan menyesuaikannya dengan lingkungan dan kebutuhan penghuninya.

Berikut ini adalah inovasi Internet of Things (IoT) yang dapat digunakan:

  • Sistem Pengendalian Suhu dan Ventilasi

Teknologi yang dapat digunakan yakni yang pertama adalah Thermostat Pintar (Smart Thermostats): Misalnya, Perangkat seperti Nest Thermostat atau Ecobee memungkinkan orang untuk memantau dan mengatur suhu rumah dari jarak jauh. Penghuni dapat mengubah suhu ruangan, memprogram jadwal suhu otomatis, atau menyesuaikan pengaturan suhu berdasarkan lokasi mereka dengan menggunakan aplikasi yang ada di smartphone atau perangkat lain. Sistem ini menggunakan sensor untuk mengukur suhu, kelembapan, dan bahkan keberadaan penghuni untuk mengoptimalkan penggunaan energi.
Teknologi lain yang dapat digunakan adalah untuk mengontrol kualitas udara dan ventilasi, seperti yang ditemukan pada Awair atau Airthings, yang dapat memantau tingkat CO2, partikel halus (PM2.5), dan senyawa organik volatil (VOC) di dalam rumah. Jika kualitas udara menurun, sistem ventilasi otomatis dapat diaktifkan untuk mengisi udara segar dari luar ke dalam rumah, atau memberi peringatan kepada penghuni untuk membuka jendela atau mengaktifkan pembersih udara.

  • Sistem Pencahayaan Pintar (Smart Lighting)

Penghuni rumah dapat mengatur pencahayaan di rumah mereka dari jarak jauh dengan menggunakan sistem pencahayaan pintar seperti Philips Hue atau LIFX. Dengan menggunakan aplikasi smartphone, mereka dapat mengontrol intensitas cahaya, mengubah warna, atau menjadwalkan lampu untuk menyala dan mematikan berdasarkan waktu atau aktivitas. Sistem pencahayaan pintar ini juga dapat mengubah jumlah cahaya alami yang masuk ke rumah, sehingga menghemat energi.

3. Pengelolaan Air Cerdas

Sensor Kelembapan Tanah dan Pengaturan Irigasi: Sensor kelembapan ini memastikan bahwa tanaman mendapatkan jumlah air yang tepat pada waktu yang tepat. Ini dapat dilakukan oleh sistem irigasi otomatis yang terhubung ke Internet of Things yang memiliki sensor kelembapan di tanah.

Pemantauan Penggunaan Air di Rumah: Sensor di saluran air rumah, seperti Flo by Moen, dapat mendeteksi kebocoran atau pemborosan, dan aplikasi terkait memungkinkan penghuni untuk melacak penggunaan air di rumah mereka dan mengaturnya agar lebih efisien. Aplikasi ini juga memberikan peringatan jika terdeteksi adanya kebocoran yang dapat merusak bangunan.

4. Monitoring dan Pengelolaan Konsumsi Energi:

Meteran Energi Pintar: Internet of Things memungkinkan penghuni melacak penggunaan energi mereka secara real-time. Sistem meteran pintar dapat mengidentifikasi perangkat mana yang mengonsumsi terlalu banyak listrik dan memberi informasi tentang cara mengurangi penggunaan listrik. Misalnya, penghuni dapat mematikan perangkat yang tidak terpakai atau mengatur jadwal untuk peralatan rumah tangga tertentu untuk mengurangi puncak penggunaan listrik.

Sumber Energi Terbarukan: Sistem Internet of Things memungkinkan pengguna untuk memantau produksi energi dari sumber terbarukan, seperti panel surya atau turbin angin kecil, dan memeriksa status baterai penyimpanan energi secara real-time. Ini memastikan bahwa energi yang dihasilkan digunakan secara efektif atau disimpan untuk digunakan di waktu yang lebih tepat.

5. Penerangan dan Pengatur Suhu Pintar:

Dengan bantuan Internet of Things, sistem pencahayaan otomatis dapat mengubah kecerahan sesuai dengan cahaya alami yang masuk ke dalam rumah. Selain itu, sistem pendinginan, ventilasi, dan AC yang cerdas dapat menyesuaikan diri dengan preferensi penghuni dan kondisi cuaca luar, sehingga mengurangi penggunaan energi dan meningkatkan kenyamanan tanpa mengorbankan efisiensi.

6. Penggunaan Tanaman dan Kebun Vertikal Pintar:

Sensor yang melacak kelembapan tanah, misalnya, dapat mengaktifkan sistem irigasi otomatis saat tanah mengering, membantu menjaga tanaman tetap sehat dan mengurangi pemborosan air. Ini menunjukkan bahwa Internet of Things dapat digunakan untuk mengatur tanaman di dalam rumah atau kebun vertikal dengan memantau kebutuhan air, cahaya, dan nutrisi tanaman.

Aplikasi mobile berfungsi sebagai penghubung antara penghuni rumah dengan berbagai perangkat IoT yang terpasang di rumah. Agar IoT dapat bekerja dalam aplikasi mobile, berikut adalah beberapa tahapan yang terlibat dalam pengembangan dan integrasi sistem ini:

1. Integrasi Perangkat IoT dengan Cloud

Perangkat IoT seperti sensor, kamera, termostat pintar, sistem irigasi, dan sebagainya biasanya terhubung ke layanan cloud. Layanan cloud mengumpulkan data, dan aplikasi mobile dapat mengaksesnya melalui API yang aman.

2. Pengembangan Aplikasi Mobile

   Aplikasi mobile harus memiliki API yang dapat diakses untuk berkomunikasi dengan perangkat IoT dan sistem cloud. Aplikasi juga harus memiliki antarmuka yang mudah dipahami yang memungkinkan pengguna mengontrol perangkat, menerima notifikasi, dan melacak status rumah.

3. Keamanan dan Privasi:

   Dalam aplikasi IoT, keamanan data sangat penting. Pengguna harus dilindungi dengan enkripsi data yang kuat untuk melindungi privasi mereka.

4. Pengujian dan Pemeliharaan

   Setelah aplikasi dan perangkat IoT terintegrasi, pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa semua sistem berjalan dengan lancar dan dapat diakses dengan stabil melalui aplikasi mobile. Pemeliharaan dan pembaruan perangkat lunak yang berkelanjutan juga penting untuk memastikan bahwa aplikasi tetap aman dan berfungsi.

Dengan adanya integrasi IoT dengan aplikasi mobile, beberapa keuntungan yang didapat adalah penghuni rumah dapat memonitor rumah dari jarak jauh dengan mudah, meningkatkan efisiensi energi, dan memberikan keamanan dan ketentraman.

Inovasi Rumah Hijau Bernapas dengan Memanfaatkan Internet of Things (IoT) Berbasis Aplikasi Mobile ini layak untuk didiskusikan lebih lanjut dan disempurnakan agar dapat mewujudkan masa depan energi berkelanjutan

.

DAFTAR PUSTAKA

Anggy Giri Prawiyogi, & Aang Solahudin Anwar. (2023). Perkembangan Internet of Things (IoT) pada Sektor Energi : Sistematik Literatur Review. Jurnal MENTARI: Manajemen, Pendidikan Dan Teknologi Informasi, 1(2), 187–197. https://doi.org/10.34306/mentari.v1i2.254

Aslam, M., & Ali, A. (2022). Internet of Things (IoT) in Smart and Green Buildings: Principles and Applications. Springer.

Khatri, S., & Sharma, P. (2023). IoT-Enabled Green Building Design: Smart Environmental Solutions. IGI Global

Rizki, R. (2022). Pengaruh Efisiensi Energi dan Air pada Bangunan dalam Penerapan Eco-Green. Sinektika: Jurnal Arsitektur, 19(2), 120–128. https://doi.org/10.23917/sinektika.v19i2.17059

Salsabila Nur Amalina, I., Wahyudi, H., & Ciptawaty, U. (2023). Pengaruh GDP Per Kapita, dan Konsumsi Energi Terhadap Emisi CO2 di Indonesia. Journal on Education, 6(1), 6508–6517. https://doi.org/10.31004/joe.v6i1.3872

.

.

.

.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 3

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment