A cartoon of a city with plants and buildings

Description automatically generated

Membangun Masa Depan Ibu Kota Nusantara (IKN) Dengan Teknologi Pavegen: Solusi Berkelanjutan Untuk  Bangunan Hijau Indonesia

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 106

Ditulis oleh Elya Surya Nugraha               

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur merupakan langkah strategis yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Jakarta, yang telah melampaui kapasitas dan menghadapi berbagai tantangan serius (Edward, 2022). Selain sebagai respons terhadap kondisi kota yang tidak lagi dapat mendukung pertumbuhan berkelanjutan, pembangunan IKN juga bertujuan untuk mencapai pemerataan pembangunan dan menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif (PwC Indonesia, 2024). Sebagai bagian dari visi besar ini, IKN dirancang dengan prinsip-prinsip ekonomi hijau yang mengedepankan kelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lebih dari 65% dari luas IKN akan dijadikan ruang hijau (Otorita IKN, 2023). Rencana ini mencakup 75% dari total luas IKN yang mencapai 256.000 hektar, di mana 65% akan menjadi kawasan lindung dan 10% untuk lahan produksi pangan (Sally, 2023), sementara infrastruktur pembangunan akan memanfaatkan teknologi energi terbarukan serta praktik pengelolaan limbah yang efisien. Pengalihan ke energi terbarukan di Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan langkah strategis yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya SDGs 7: Energi Bersih dan Terjangkau. Dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan, IKN tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energinya tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon (Kementerian ESDM, 2022).

Setiap tahunnya, jumlah penduduk terus meningkat, sementara cadangan bahan bakar fosil semakin terkuras. Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar fosil telah menciptakan ketidakstabilan harga dan kelangkaan sumber daya, yang berdampak langsung pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Serta, menghasilkan gas rumah kaca yang mempercepat pemanasan global, yang pada gilirannya mengakibatkan perubahan iklim yang merusak (IPCC, 2023).

.

.Gambar 1. Bauran energi dalam pembangkitan listrik (Sumber: Pertamina, 2020)

Dalam konteks krisis energi fosil yang semakin mendalam, transisi menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menjadi sangat mendesak. Keterbatasan sumber energi fosil dan dampak negatifnya terhadap lingkungan, seperti polusi dan perubahan iklim, mendorong perlunya solusi berkelanjutan dalam jangka panjang (Pertamina, 2020). Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, tanpa penemuan cadangan baru, minyak bumi akan habis dalam sembilan tahun, gas bumi dalam 22 tahun, dan batubara dalam 65 tahun ke depan (Kementrian ESDM, 2022).

.

Gambar 2. Permintaan Energi Pada Sektor Industri Berdasarkan Jenis Energi (Sumber: Pertamina, 2020)

Indonesia masih menghadapi beberapa permasalahan dalam penggunaan energi, terutama terkait ketergantungan pada bahan bakar fosil. Pada tahun 2020, 82% listrik nasional berasal dari bahan bakar fosil, dengan batu bara yang mendominasi sebesar 62%  (SIPET, 2023). Hal ini berarti bahwa Indonesia masih menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan. Meskipun pangsa energi terbarukan telah meningkat, menyediakan sekitar 18% dari bauran listrik pada tahun 2020, ini masih di bawah rata-rata G20 sebesar 29% (Forest Watch Indonesia, 2023).

Pemerintah menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) mencapai 23% pada tahun 2025 (KBRN, 2022). Namun, capaian saat ini masih jauh dari target tersebut, dengan bauran EBT nasional baru mencapai 13,1% pada akhir tahun 2023. Dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan, pavegen system merupakan sebuah contoh teknologi inovatif yang dapat dikembangkan. Didirikan pada tahun 2009 oleh Laurence Kemball-Cook, pavegen berfokus pada menciptakan solusi sumber energi terbarukan yang paling efektif dengan menggunakan ubin interaktif yang dapat mengubah langkah kaki menjadi energi listrik (Pavegen, 2024).

.Gambar 3. Ubin Pavegen (Sumber : Wikipedia, 2023)

Untuk mengubah langkah kaki menjadi energi listrik, perangkat piezoelektrik perlu digunakan. Perangkat ini menangkap tekanan fisik dan menghasilkannya menjadi energi listrik (The Cool Down, 2023). Sistem pemanfaatan energi langkah kaki menggunakan sensor piezoelektrik dimulai dengan mengubah energi mekanik yang dihasilkan dari langkah kaki menjadi energi listrik (Tranuser, 2018). Setelah energi listrik dihasilkan, keluaran dari piezosensor biasanya berupa arus bolak-balik (AC) yang mengandung riak (ripple). Untuk mengurangi riak ini dan mengubah output menjadi arus searah (DC) yang lebih stabil, digunakan AC Ripple Neutralizer . Hal ini dilakukan dengan menggunakan penyearah dan filter kapasitor untuk menyaring sinyal listrik. Rectifier digunakan untuk mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah, dan filter kapasitor digunakan untuk menghilangkan riak yang masih ada dalam sinyal DC (Kiran, 2016). Arus DC yang telah disaring kemudian disimpan dalam baterai . Baterai ini biasanya merupakan baterai isi ulang, seperti baterai timbal-asam, yang dapat menyimpan energi untuk digunakan di kemudian hari.

.

Gambar 4. Representasi Model Kerja (Sumber : Pavegen, 2023)

Pemilihan pavegen sebagai solusi energi terbarukan dalam konteks urbanisasi tidak hanya didasarkan pada efisiensinya dalam memanfaatkan energi kinetik dari langkah kaki manusia, tetapi juga relevansi regulasi dan kebijakan lingkungan yang mendukung inovasi ini. Studi literatur menunjukkan bahwa pavegen dapat menghasilkan energi listrik yang signifikan, dengan penelitian dalam jurnal “Energy Efficiency” yang mengindikasikan bahwa teknologi ini dapat menghasilkan sekitar 1,5 kilowatt jam (kWh) per hari dengan penggunaan normal di jalan raya. Selain itu, penelitian di jurnal “Sustainable Energy Technologies” mencatat bahwa penerapan pavegen secara luas dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 10%.

Berdasarkan  laporan yang diterbitkan oleh Maximize Market Research, pavegen juga telah menempati posisi top 3 dalam pasar kinetic tiles dunia dengan 13.10% pangsa pasar, menunjukkan popularitas dan potensi teknologi ini dalam mengubah energi kinetik menjadi listrik yang ramah lingkungan. Implementasi teknologi pavegen di IKN dapat menjadi contoh nyata dari komitmen pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti yang diungkapkan dalam strategi Nusantara Net Zero 2045 yang menargetkan 100% penggunaan sumber daya energi terbarukan untuk listrik serta membantu mencapai target pengurangan emisi yang ditetapkan dalam “Enhanced Nationally Determined Contribution” (E-NDC) Indonesia, yaitu pengurangan emisi GRK sebesar 32% pada tahun 2030.

Teknologi ini  dapat digunakan di berbagai tempat umum untuk menghasilkan energi listrik seperti berikut ;

  1. Mall :

Dalam pusat perbelanjaan, pavegen telah diterapkan dalam berbagai proyek di seluruh dunia untuk meningkatkan pengalaman pengunjung dan mengurangi biaya operasional. Salah satu contoh penggunaan pavegen dapat ditemukan di Oxford Street di London. Dengan kemampuan menghasilkan energi sekitar 3.200 watt per hari, pavegen dapat menyalakan lampu LED jalan di malam hari dan tempat pengisian daya ponsel umum di siang hari, sehingga mendukung pengembangan kota pintar dan mengurangi polusi.

Gambar 5. Representasi Penggunaan Pavegen (Sumber : Pavegen, 2023)

2. Bandara 

Pavegen dapat dipasang di bandara untuk menghasilkan energi listrik dari setiap penumpang yang melintas. Misalnya, di Bandara SAMS Balikpapan, APT. Pranoto Samarinda, serta di bandara yang mengusung konsep Aerotropolis yang Smart, Integrated, dan memperhatikan etika lingkungan. Di area ini, pavegen dapat menghasilkan energi listrik dari setiap penumpang yang melintas. Energi ini dapat digunakan untuk menghidupkan lampu, peralatan, dan fasilitas lainnya di bandara tersebut, sehingga meningkatkan ketersediaan energi terbarukan dan efisiensi transportasi secara berkelanjutan (The National News, 2024).

3. Stasiun Kereta Api 

Pavegen dapat diterapkan di perkereta-apian untuk menghasilkan energi listrik dari setiap penumpang yang melintas. Misalnya, pada stasiun kereta api yang terletak di dekat IKN, pavegen dapat dipasang di area peron stasiun kereta api di mana setiap penumpang yang melintas akan memberikan kontribusi pada produksi energi listrik. Contohnya, pada instalasi di stasiun West Ham, London, sebelum Olimpiade Musim Panas 2012, jejak langkah penonton berhasil menghasilkan cukup listrik untuk mengisi daya 10.000 ponsel selama satu jam  (Pavegen, 2020). Dengan kemajuan seperti ini, kita dapat optimis bahwa solusi energi terbarukan yang inovatif dan ramah lingkungan akan terus berkembang, membantu kita mencapai dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Implementasi pavegen bisa menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan energi terbarukan dan efisiensi transportasi. Hal ini membuat transisi energi kinetik dari pejalan kaki menjadi listrik semakin menarik dan kesadaran meningkatkan pentingnya lingkungan hidup dan energi terbarukan. Selain itu, pavegen juga akan mempengaruhi perkembangan IKN dari faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan, sehingga menjadi salah satu komponen penting dalam menciptakan kota yang berkelanjutan dan berdaya saing di tingkat global. Terdapat berbagai manfaat yang dihasilkan dari inovasi ini, yaitu ;

A. Manfaat dari Segi Ekonomi

Penggunaan pavegen dapat menarik perhatian investor dan pengunjung, meningkatkan potensi keuntungan melalui peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur. Dengan infrastruktur yang memadai, pemerintah menargetkan agar wilayah kota sekitar menjadi destinasi penanaman modal asing, serta dapat berkontribusi pada pengembangan sektor pariwisata kota dan bisnis yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing ekonomi IKN.

B. Manfaat dari Segi Sosial

Penggunaan pavegen dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya energi terbarukan. Dengan adanya infrastruktur yang ramah lingkungan, masyarakat akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan sekitar. Selain itu, pavegen dapat berperan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memberikan akses yang lebih baik ke fasilitas publik berenergi terbarukan yang dapat membantu meningkatkan standar hidup dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengembangkan diri.

C. Manfaat dari Segi Lingkungan

Pavegen dapat membantu meningkatkan efisiensi energi di kota dengan menghasilkan listrik dari energi kinetik langkah kaki manusia. Hal ini dapat membantu mencapai emisi net zero carbon serta mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi konvensional yang berpotensi polusi, seperti bahan bakar fosil. Sehingga kedepannya dapat membantu mengurangi dampak lingkungan seperti deforestasi dan polusi udara.

Dengan demikian, integrasi pavegen akan menunjukkan bahwa setiap orang dapat berkontribusi dalam menghasilkan energi terbarukan dengan sangat mudah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pavegen dapat menjadi simbol nyata bahwa setiap langkah kita dapat membawa kemajuan masa depan yang lebih hijau dan sejahtera. Selain itu, implementasi teknologi pavegen system memiliki potensi besar dalam meningkatkan ketersediaan energi terbarukan dan menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Teknologi ini dapat digunakan di berbagai tempat umum untuk menghasilkan energi listrik, seperti bandara dan stasiun kereta api di IKN, sehingga memiliki dampak yang signifikan pada beberapa aspek, yakni lingkungan, sosial, dan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Edward UP Nainggolan, Kakanwil DJKN, KKB (2022). Urgensi Pemindahan Ibu Kota Negara.

Forest Watch Indonesia . (2023). Tantangan Transisi Energi: Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan .

KBRN (2022). Bauran Energi Baru Terbarukan Ditargetkan 23 Persen pada 2025.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. (2014). Potensi Energi Terbarukan di Indonesia.

Kementerian ESDM . (2022). Investasi dalam Transisi Menuju Energi Hijau Berkelanjutan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2022). “Enhanced NDC: Komitmen Indonesia untuk Makin Berkontribusi Menjaga Suhu Global.”

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia . (2024). Pemerintah Sukses Tekan Emisi GRK dan Intensitas Energi Primer.

Kementerian ESDM . (2024). Tawarkan Investasi Energi Bersih, Dirjen EBTKE Beber Upaya Indonesia Genjot Transisi Energi .

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (2024). Dorong Transisi Energi Berkelanjutan, Pemerintah Optimis Swasembada Energi Indonesia Segera Dicapai.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (2024). Transformasi Kota Hijau, PLT Surya Terangi IKN 50 MW .

Kiran Boby, Aleena Paul K., Anumol C.V., Josnie Ann Thomas, Nimisha K.K. (2016). Footstep Power Generation Using Piezoelectric Transducer. International Journal of Engineering and Innovative Technology (IJEIT).

Kompas (2023). Emisi Energi Fosil dan Deforestasi Indonesia Sepuluh Besar Terburuk di Dunia .

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) (2023). Laporan Penilaian Keempat.

Pavegen . (2020). Teknologi Kinetik Pavegen Mendukung Pertunjukan Utama Festival UEFA .

Pavegen Systems Ltd. (2022). “Menjelajahi Potensi Lantai Pembangkit Energi Kinetik Pavegen.” Cal Poly Digital Commons .

Pavegen. (2023). Teknologi Pavegen: Mengubah Langkah Kaki menjadi Energi.

Pertamina Enegy Institute. (2020). Pertamina Energy Outlook 2020. Jakarta: Pertamina Enegy Institute.

PwC Indonesia. (2024). IKN dorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan .

Sally Azaria, S.Sos., M.PPO. (2023). Rencana Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Penerbit Deeppublish.

SIPET (2023). Transisi Energi Indonesia Mengatasi Ketergantungan Bahan Bakar.

Sistem Ketenagalistrikan Ramah Lingkungan (2023). Implementasi Energi Terbarukan di Ibu Kota Nusantara.

TechAcute (2023). Tinjauan Tahun 2023: Topik Bisnis Teknologi Teratas. TechAcute.

The Cool Down (2023). Ubin Pavegen ini dapat mengubah cara kita memberi daya pada kota-kota kita.

The National News . (2024). Jalan cepat: Pavegen dari London menggunakan langkah kaki untuk menghasilkan Listrik.

Tranuser (2018). ANALISIS DAYA PIEZOELEKTRIK MODEL HYBRID SOLAR CELL.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.9 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 10

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment