MINT BLOCK: Penggabungan Konsep 15 Minutes City dengan Superblock dan Implementasi Material Reflektif untuk Mitigasi Urban Heat Island

Last Updated: 10 November 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 53

Ditulis oleh Ahmad Abiyyu Putra Wijaya

Urbanisasi global telah memunculkan serangkaian permasalahan kompleks yang mengancam keberlanjutan kehidupan perkotaan. Hal ini telah menjadi fenomena yang tidak terhindarkan dalam beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2018, lebih dari 4,22 miliar populasi dunia tinggal di wilayah perkotaan dan diproyeksikan mencapai 8,33 miliar pada tahun 2030 (Kundu & Pandey, 2020; Zhang, 2008). Di negara berkembang, pertumbuhan penduduk kota yang tidak terkendali mengakibatkan munculnya permukiman kumuh, kemacetan parah, dan keterbatasan akses terhadap layanan publik (Marx et al., 2013). Sementara itu, di negara maju, ekspansi wilayah urban yang tidak terencana telah menciptakan ketergantungan berlebih pada kendaraan pribadi, isolasi sosial, dan degradasi ruang publik (Zhao, 2010). Permasalahan ini semakin diperparah oleh dampak perubahan iklim yang kini menjadi ancaman nyata bagi kota-kota di seluruh dunia (Seto et al., 2011). Fenomena Urban Heat Island mengakibatkan peningkatan suhu perkotaan dibandingkan wilayah sekitarnya, meningkatkan risiko kesehatan penduduk, dan konsumsi energi untuk pendinginan yang meningkat sebesar 19% (Santamouris, 2020). Kompleksitas tantangan perkotaan ini menuntut adanya solusi terpadu yang mampu mengatasi berbagai permasalahan secara simultan, mengingat pendekatan parsial tidak lagi memadai untuk menjawab dinamika perkotaan kontemporer yang semakin kompleks. Fenomena Urban Heat Island (UHI) menjadi tantangan serius yang perlu diatasi melalui pendekatan perencanaan kota yang komprehensif. UHI terjadi akibat beberapa faktor penyebab utama, termasuk dominasi permukaan kedap air seperti aspal dan beton, minimnya ruang terbuka hijau, tingginya emisi panas antropogenik dari aktivitas transportasi dan industri, serta geometri perkotaan yang menghambat sirkulasi udara (Gunawardena et al., 2017). Dampak UHI terhadap kualitas hidup sangat signifikan, mulai dari peningkatan konsumsi energi untuk pendinginan, memburuknya kualitas udara yang memicu masalah kesehatan pernapasan, hingga penurunan kualitas lingkungan dan sumber daya alam (Aghamohamma et al., 2021). Untuk mengatasi hal tersebut, strategi mitigasi berbasis desain dapat diintegrasikan ke dalam perencanaan kota, seperti penerapan infrastruktur hijau, penggunaan material dengan albedo tinggi, optimalisasi orientasi bangunan untuk memaksimalkan ventilasi alami, serta perancangan koridor angin dalam morfologi kota.

Menghadapi berbagai permasalahan perkotaan tersebut, beberapa konsep perencanaan kota inovatif telah dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu yang paling menonjol adalah konsep 15 Minutes City yang diperkenalkan oleh Carlos Moreno pada tahun 2016, yang menekankan prinsip aksesibilitas di mana penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dalam radius 15 menit berjalan kaki atau bersepeda dari tempat tinggal (Limo et al., 2022). Konsep ini kemudian diperkuat oleh keberhasilan implementasi Superblock Barcelona (Superille) yang dimulai pada tahun 2016, sebuah model penataan kota yang mengubah blok-blok jalan menjadi ruang publik yang lebih ramah pejalan kaki dan mengurangi dominasi kendaraan bermotor (Mueller et al., 2018). 15 Minutes City bertumpu pada konsep menciptakan kota yang lebih manusiawi dan berkelanjutan, dengan mengutamakan prinsip kedekatan (proximity), keragaman (diversity), kepadatan (density), dan digitalisasi (digitalization) (Khavarian et al., 2023). Esensi dari konsep ini adalah mengubah paradigma perencanaan kota yang selama ini berorientasi pada mobilitas berbasis kendaraan pribadi menjadi kota yang mengutamakan aksesibilitas. Komponen utama yang menjadi pilar dalam konsep ini mencakup enam fungsi sosial, yaitu tempat tinggal, bekerja, berbelanja kebutuhan pokok, kesehatan, pendidikan, dan rekreasi, yang semuanya harus dapat diakses dalam radius 15 menit berjalan kaki atau bersepeda dari tempat tinggal penduduk (Pozoukidou & Chatziyiannaki, 2021). Sementara 15 Minutes City berfokus pada aksesibilitas, model Superblock Barcelona hadir dengan pendekatan transformatif dalam mengorganisasi ruang perkotaan melalui karakteristik yang unik. Model ini mengubah grid perkotaan konvensional menjadi kluster-kluster berukuran 3×3 blok yang mengutamakan ruang untuk manusia, bukan kendaraan bermotor. Sistem sirkulasi didesain dengan prinsip hierarki yang jelas, di mana lalu lintas kendaraan bermotor dibatasi pada jalan-jalan perimeter superblock, sementara jalan-jalan internal dikonversi menjadi ruang publik multifungsi dengan kecepatan maksimal 10 km/jam, menciptakan zona yang lebih aman dan nyaman untuk pejalan kaki dan pesepeda (Amati et al., 2023).

Untuk mengatasi tantangan UHI sekaligus mengoptimalkan konsep 15 Minutes City dan Superblock, diperlukan pendekatan integrasi struktur fisik yang sistematis dan terencana. Penataan zona Mixed-Use Building menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan perkotaan yang kompak dan efisien, di mana kombinasi fungsi hunian, komersial, dan fasilitas publik dalam satu bangunan atau kawasan dapat mengurangi kebutuhan perjalanan dan konsumsi energi. Penempatan strategis fasilitas esensial seperti sekolah, pusat kesehatan, dan ruang komunal perlu mempertimbangkan jangkauan layanan optimal dalam radius 15 menit, sekaligus memperhatikan distribusi kepadatan penduduk dan pola aktivitas masyarakat. Hal ini didukung oleh pengembangan sistem sirkulasi terpadu yang mengintegrasikan jaringan pejalan kaki, jalur sepeda, dan transportasi publik, dengan memaksimalkan konektivitas antar superblock melalui koridor hijau yang tidak hanya berfungsi sebagai jalur mobilitas aktif tetapi juga berperan dalam mitigasi efek UHI.

Selain integrasi struktur fisik, penerapan material inovatif memegang peranan penting dalam upaya mitigasi UHI pada pengembangan 15 Minutes City dan Superblock (MINT CITY). Penggunaan material berwarna cerah dengan spesifikasi khusus untuk permukaan jalan, trotoar, dan fasad bangunan terbukti efektif dalam meningkatkan nilai albedo perkotaan (Rosenfeld et al., 1995). Karakteristik material ini mencakup kemampuan refleksi tinggi, durabilitas terhadap cuaca ekstrem, dan tingkat kekasaran permukaan yang optimal untuk keamanan pengguna jalan. Inovasi terkini dalam teknologi lapisan reflektif, seperti cool pavement coating dan cool roof membrane, menawarkan solusi yang lebih canggih dengan kemampuan memantulkan radiasi matahari yang diterima (Wang et al., 2022). Berdasarkan berbagai studi dan implementasi di beberapa kota, analisis efektivitas menunjukkan bahwa penerapan material inovatif ini dapat menurunkan suhu permukaan hingga 4°C pada siang hari dan sebesar 2°C pada malam hari (Synnefa et al., 2006).

Melengkapi penggunaan material inovatif, sistem transportasi berkelanjutan menjadi komponen vital dalam mengintegrasikan konsep 15 Minutes City dengan model Superblock. Hierarki jaringan active transport dirancang secara sistematis dengan memprioritaskan jalur pejalan kaki sebagai infrastruktur utama, dilengkapi dengan jaringan sepeda yang terhubung dan aman, serta menciptakan konektivitas yang menerus antar superblock melalui koridor hijau. Pembentukan zona bebas kendaraan bermotor di area internal superblock tidak hanya mendukung pengurangan emisi dan panas antropogenik, tetapi juga menciptakan ruang publik yang lebih hidup dan mendorong interaksi sosial antar warga. Sistem ini diintegrasikan secara cermat dengan jaringan transportasi publik melalui penempatan strategis halte dan stasiun pada titik-titik transisi antar superblock, dilengkapi dengan fasilitas bike-sharing dan park-and-ride untuk memfasilitasi perpindahan moda transportasi yang tanpa hambatan, sehingga memberikan alternatif mobilitas yang efisien untuk perjalanan jarak jauh.

Seiring dengan pengembangan sistem transportasi berkelanjutan, aspek pencegahan polarisasi sosial menjadi perhatian utama untuk menjamin keberhasilan implementasi MINT CITY secara inklusif. Strategi integrasi komunitas dikembangkan melalui perancangan ruang-ruang interaksi yang beragam, mulai dari taman komunitas, pasar lokal, hingga pusat kegiatan masyarakat yang dapat diakses oleh semua lapisan sosial. Program pemberdayaan masyarakat diimplementasikan melalui pelatihan keterampilan, pengembangan usaha mikro berbasis lingkungan, dan pelibatan aktif warga dalam pengelolaan fasilitas komunal, sehingga menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama terhadap lingkungan. Kebijakan hunian inklusif diterapkan dengan mewajibkan pengembang menyediakan proporsi tertentu untuk hunian terjangkau dalam setiap pengembangan baru, didukung dengan skema pembiayaan yang memudahkan akses perumahan bagi kelompok berpenghasilan rendah dan menengah, sehingga mencegah terjadinya gentrifikasi dan menjamin keberagaman sosial-ekonomi dalam setiap superblock. Keunggulan model terintegrasi ini terlihat dari kemampuannya menciptakan sinergi antara penurunan suhu perkotaan, peningkatan kohesi sosial, dan pertumbuhan ekonomi lokal dalam satu kesatuan intervensi yang komprehensif. Meski demikian, tantangan implementasi masih ditemui terutama dalam hal koordinasi lintas sektor, resistensi awal masyarakat terhadap perubahan pola mobilitas, serta kebutuhan investasi infrastruktur yang substansial pada tahap awal. Namun, potensi pengembangan model ini tetap menjanjikan, ditunjukkan dengan munculnya berbagai inovasi adaptif dari masyarakat dalam memanfaatkan ruang publik, berkembangnya model bisnis berbasis lokalitas yang mendukung keberlanjutan, serta meningkatnya minat dari berbagai kota untuk mengadopsi pendekatan serupa dengan penyesuaian terhadap konteks lokal masing-masing.

Untuk memperkuat implementasi dan memaksimalkan potensi pengembangan model terintegrasi MINT BLOCK, diperlukan sinergisitas dari pihak pentahelix. Dari sisi kebijakan yang diberikan pemerintah, diperlukan insentif dan regulasi yang mendorong pengembangan campuran fungsi, pembatasan lalu lintas kendaraan bermotor, serta peruntukan anggaran yang memadai untuk pembangunan infrastruktur aktif dan ruang publik. Strategi implementasi harus difokuskan pada pendekatan partisipatif, di mana keterlibatan masyarakat sejak tahap perencanaan hingga pemantauan berjalan berkala, didukung dengan program capacity building dan komunikasi publik yang efektif. Selain itu, penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengeksplorasi potensi penerapan konsep ini dalam konteks perkotaan dengan karakteristik yang beragam, menganalisis dampak jangka panjang, serta mengembangkan metode pengukuran dan evaluasi yang lebih komprehensif dan adaptif terhadap dinamika perkotaan. Dengan dukungan kebijakan yang kondusif, strategi implementasi yang transformatif, serta riset yang berkelanjutan, model Kota MINT BLOCK diharapkan dapat diadaptasi secara luas sebagai solusi inovatif untuk tantangan perkotaan kontemporer. Visi masa depan yang diharapkan adalah terbentuknya jaringan kota-kota yang menerapkan model MINT BLOCK secara terintegrasi, menciptakan ekosistem perkotaan yang terhubung, inklusif, dan ramah terhadap manusia serta lingkungan. Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan kolaborasi multipihak yang melibatkan pemerintah, akademisi, sektor swasta, serta partisipasi aktif masyarakat, sehingga transformasi kota dapat berjalan secara holistik dan berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Aghamohammadi, N., Ramakreshnan, L., Fong, C., Noor, R., Hanif, N., & Sulaiman, N. (2021). Perceived impacts of Urban Heat Island phenomenon in a tropical metropolitan city: Perspectives from stakeholder dialogue sessions. The Science of the total environment, 806 Pt 1, 150331.

Amati, M., Stevens, Q., & Rueda, S. (2023). Taking Play Seriously in Urban Design: The Evolution of Barcelona’s Superblocks. Space and Culture.

Gunawardena, K., Wells, M., & Kershaw, T. (2017). Utilising green and bluespace to mitigate urban heat island intensity. The Science of the total environment, 584-585, 1040-1055.

Khavarian-Garmsir, A., Sharifi, A., Abadi, M., & Moradi, Z. (2023). From Garden City to 15-Minute City: A Historical Perspective and Critical Assessment. Land.

Kundu, D., & Pandey, A. (2020). World Urbanisation: Trends and Patterns. 13-49.

Lima, F., Brown, N., & Duarte, J. (2022). A Grammar-Based Optimization Approach for Designing Urban Fabrics and Locating Amenities for 15-Minute Cities. Buildings.

Marx, B., Stoker, T., & Suri, T. (2013). The Economics of Slums in the Developing World. Journal of Economic Perspectives, 27, 187-210.

Mueller, N., Rojas-Rueda, D., Cirach, M., Martinez, D., & Nieuwenhuijsen, M. (2018). P II – 1–1 Health impact assessment of barcelonas superblock model. Occupational and Environmental Medicine, 75, A38 – A39.

Pozoukidou, G., & Chatziyiannaki, Z. (2021). 15-Minute City: Decomposing the New Urban Planning Eutopia. Sustainability.

Rosenfeld, A., Akbari, H., Bretz, S., Fishman, B., Kurn, D., Sailor, D., & Taha, H. (1995). Mitigation of urban heat islands: materials, utility programs, updates. Energy and Buildings, 22, 255-265.

Santamouris, M. (2020). Recent progress on urban overheating and heat island research. Integrated assessment of the energy, environmental, vulnerability and health impact. Synergies with the global climate change. Energy and Buildings.

Seto, K., Fragkias, M., Güneralp, B., & Reilly, M. (2011). A Meta-Analysis of Global Urban Land Expansion. PLoS ONE, 6.

Synnefa, A., Santamouris, M., & Livada, I. (2006). A study of the thermal performance of reflective coatings for the urban environment. Solar Energy, 80, 968-981.

Wang, Z., Xie, Y., Mu, M., Feng, L., Xie, N., & Cui, N. (2022). Materials to Mitigate the Urban Heat Island Effect for Cool Pavement: A Brief Review. Buildings.

Zhang, W. (2008). A forecast analysis on world population and urbanization process. Environment, Development and Sustainability, 10, 717-730.

Zhao, P. (2010). Sustainable urban expansion and transportation in a growing megacity: Consequences of urban sprawl for mobility on the urban fringe of Beijing. Habitat International, 34, 236-243.

About the Author: Moch Faisal Hamid

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.4 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 7

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment